gravatar

28 Rajab 1342 H, kisah Pedih yang Belum Terobati......

Bulan Rajab ,
bulan Isra’ Mi’raj Rosullah saw. Isra Mi’raj adalah ujian keimanan untuk membuktikan siapa yang benar-benar yakin akan kekuasaan Allah , siapa yang tidak. Siapa yang seutuhnya menyakini apa-apa yang disampaikan Rosulullah saw, siapa yang tidak.

bulan dimana terjadi Perang Tabuk,Perang ini merupakan peperangan yang terakhir selama hidup Nabi. Dalam perang ini 3 Shohabat bersedia berkorban Harta yang begitu besar. Abu Bakar menginfakkan 40.000 dirham, Umar menyedekahkan seperdua dari nilai kekayaannya, dan Utsman pun begitu.

Pada bulan ini juga, ummat Islam kehilangan suatu perkara yang amat penting, yakni runtuhnya Khilafah Islamiyah . Lebih dari 80 tahun, tepatnya tanggal 28 Rajab 1342 H (3 Maret 1924) Khilafah dihancurkan oleh Penjajah Inggris dengan bantuan kaki tangan setianya la’natullah ‘alaih Mustafa Kamal.

Sejak itu, umat Islampun didera oleh berbagai penderitaan yang tiada berkesudahan hingga saat ini. Semua ini terjadi sejak Khilafah Islamiyah tidak ada lagi. Benar apa yang dikatakan oleh Imam Ahmad ra : ” Adalah fitnah (bencana) jika sampai tidak ada seorang Imam (Kholifah) yang mengatur urusan rakyat”.

Sungguh benar apa yang dikatakan Imam al Ghozali dalam kitabnya al Iqtishod fi al I’tiqod. Imam Al Ghozali mengatakan agama dan kekuasaan adalah dua saudara kembar. Agama adalah fondasi dan kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang tidak berpondasi (tidak didasarkan pada agama) niscaya akan runtuh. Segala sesuatu yang tidak memiliki penjaga (tidak ada Khilafah) niscaya akan hilang atau lenyap.

Beberapa bencana yang dialami umat Islam tanpa Khilafah antara lain :
Bencana yang pertama adalalah dalam bidang aqidah. Ketiadaan khilafah Islam telah membuat umat Islam tidak lagi bisa melaksanakan hukum-hukum Allah SWT secara sempurna. Padahal melaksanakan hukum Allah SWT dalam segala perkara adalah wajib dan merupakan konsekuensi keimanan seorang mukmin. Saat ini sebagian besar umat Islam diatur berdasarkan hukum kufur , yakni kapitalisme sekuler. Padahal dengan sangat jelas Allah SWT berfirman menyebut kafir bagi siapapun yang tidak mau diatur oleh hukum Allah SWT (QS Almaidah : 44). Bagaimana kita mempertanggungjawabkan keimanan ini dihadapan Allah SWT ?

Ketiadaan Khilafah juga telah mengancam aqidah ummat. Demokrasi, HAM dijadikan Tuhan baru pengganti hukum Allah SWT. Ada yang dengan sombong menolak hukum Allah SWT seperti hukuman mati dengan alasan HAM. Ada pula yang rela mati membela HAM ajaran sesat seperti Ahmadiyah. Dengan alasan sekulerisme menolak penerapan hukum Allah SWT diterapkan oleh negara. Ketiadaan Khilafah juga membuat umat tidak lagi memiliki pelindung aqidah umat ini. Dengan alasan kebebasan beragama, kristenisasi berkembang subur di negeri-negeri Islam. Akibatnya tidak sedikit umat Islam yang murtad (keluar dari Islam).

Bencana kedua, hukum Allah SWT terlantarkan. Hukum Allah SWT tidak mungkin diterapkan secara sempurna tanpa negara Khilafah. Khilafah adalah institusi politik yang menerapkan syariah Islam. Sekarang ini syariah Islam hanya diterapkan dalam masalah moral, ritual, atau individual. Sebaliknya dalam bidang politik,ekonomi, pendidikan, sosial, tidak lagi. Hukum Allah diganti dengan hukum sekuler kapitalisme. Padahal Allah SWT telah memerintahkan kita untuk menerapkan seluruh hukum Allah SWT tanpa kecuali.

Bencana ketiga, umat Islam terpecah belah. Khilafah adalah kepemimpinan tunggal bagi umat Islam seluruh dunia. Ummat Islam dilarang memiliki lebih dari seorang pemimpin negara. Rosulullah SAW dengan tegas mengatakan : “Jika dibai’at dua orang Kholifah, maka bunuhlah yang paling akhir dari keduanya,” (HR Muslim) . Kesatuan kepemimpinan sangatlah penting. Karena akan menentukan kesatuan pemikiran, perasaan, dan kesatuan gerak. Bayangkan kalau dalam kapal ada dua kapten kapal yang sama-sama memimpin , dalam rumah tangga ada dua pemimpin, pastilah muncul kekacauan. Karena itu kesatuan kepimpinan umat Islam di seluruh dunia menjadi sangat penting.

Ketiadaan Khilafah membuat umat Islam memiliki banyak pemimpin atas nama negara bangsa (nation state). Umat Islam terpecah belah menjadi negara-negara bangsa yang kecil dan lemah dihadapan negara adi daya kapitalis. Negara-negara itu pun semakin memperlemah dirinya karena hanya memikirkan kepentingan masing-masing dengan pemimpin yang menjadi kaki tangan asing. Padahal siapapun pasti paham semboyan : bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.

Lihatlah apa akibatnya umat Islam yang jumlah lebih 1,5 milyar diseluruh dunia menjadi sangat lemah dihadapan negara-negara penjajah. Umat Islam bagaikan anak ayam yang kehilangan induk, tidak ada yang memimpin. Menghadap Israel yang jumlah penduduknya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan negara-negara Arab saja kita tidak mampu. Irak diporak porandakan oleh AS, sementara negara-negara muslim disekitarnya diam saja.

Bencana ketiga, umat Islam kehilangan pelindung. Dalam Islam fungsi penting Kholifah adalah melindungi umatnya. Rosulullah saw bersabda : ” Sesunggunya Imam/Kholifah itu laksana perisai, tempat orang-orang berperang dibelakangnya dan berlindung kepadanya”. (HR Muslim). Ketiadaan khilafah telah membuat nyawa umat Islam demikian murah dihadapan negara-negara Imperialis. Padahal dimata Allah , hancurnya bumi beserta isinya ini lebih ringan dibanding terbunuhnya seorang muslim, sekali lagi seorang muslim tanpa alasan yang hak.

Puluhan ribu umat Islam dibantai di Bosnia, 1 juta orang terbunuh sejak pendudukan AS di Irak, puluhan ribu rakyat sipil terbunuh di Afganistan. Detik demi detik tentara zionis Israel dengan sombong menumpahkan darah umat Islam di Palestina. Kami tegaskan semua ini terjadi karena tidak ada lagi yang melindungi umat ini. Dimana pelindung umat ? Dimana Kholifah yang melindungi umat ?

Kekayaan alam negeri Islam pun tidak ada yang melindungi. AS atas nama demokrasi masuk ke Irak merampok minyak Irak yang sepenuhnya milik umat Islam. Korporasi asing bermewah-mewahan mendapat keuntungan luar biasa dengan harga minyak yang naik. Padahal mereka mendapat minyak dengan cara merampok dan membunuh umat Islam. Atas nama pasar bebas (free market) , kebebasan investasi, atas nama pembangunan , kekayaan alam Indonesia yang merupakan pemilikan umum (al milkiyah al amah) seperti minyak, gas, batu bara dirampok oleh negara-negara Kapitalis. Padahal semua itu adalah milik rakyat. Akibatnya umat Islam miskin menderita, meskipun negeri mereka kaya.

Negeri Islam pun terancam dipecah belah atas nama otonomi, faderasi, atau kebebasan menentukan nasib sendiri. Timor Timur lepas. Aceh, Maluku, dan Papua dalam kondisi yang potensial lepas dari Indonesia. Sudan Selatan (Darfur ) diprovokasi Barat untuk memisahkan diri dari Sudan atas alasan HAM. Irak hendak dibagi menjadi tiga negara berdasarkan ikatan promordial sunni,syiah, dan Kurdi. Sekali lagi kami tegaskan semua ini terjadi karena tidak ada Khilafah yang melindungi umat dan negara mereka.

Kesucian dan kemuliaan umat ini pun tidak ada yang melindungi. Rosulullah saw , Rosulnya 1,5 umat Islam di dunia dihina dituduh maniak sek dan teroris. , Al Qur’an dicampakkan ke toilet. Wanita-wanita muslimah pun terjebak pada eksploitasi kapitalisme yang menjual tubuh mereka. Generasi muda terancam narkoba dan seks bebas. Atas nama HAM, lesbian dan gay yang dilaknat Allah SWT justru dilindungi oleh negara kapitalis. Mereka dengan sombong dan arogan mempertontonkan kemaksiatan mereka dan menolak dikatakan menyimpang.

Bencana yang keempat, umat Islam tidak ada lagi yang sungguh-sungguh mengurus dan mengatur mereka. Padahal Islam dengan sangat tegas mengatakan bahwa fungsi Imam adalah bagaikan penggembala yang mengurus rakyatnya dengan serius, amanah dan bertanggung jawab. Karena itu dalam Islam, Khilafah wajib menjamin kebutuhan pokok masyarakat sandang, pangan, dan papan. Pendidikan dan Kesehatan gratis.

Ketiadaan Khilafah, membuat umat Islam diatur oleh sistem sekuler Kapitalis. Akibatnya bisa dilihat di depan mata dengan sangat jelas dan nyata. Kemiskinan terjadi dimana-mana. Pendidikan mahal, kesehatan mahal. Umat tidak ada lagi yang mengurus. Mereka hidup bagaikan tanpa negara. Alih-alih negara mengurus mereka. Negera justru lebih berpihak pada negara kapitalis.

Alih-alih mensejahterakan rakyat, negara menaikkan BBM yang membuat beban hidup rakyat semakin berat. Negara sekuler kapitalis ini justru taat mencabut subsidi untuk rakyat atas perintah IMF dan Bank Dunia meskipun rakyat menderita. Taat menjual meminjam hutang meskipun hutang telah menjerat negara. Taat menjual negara dengan alasan privatisasi sesuai dengan ‘fatwa’ konsensus Washington sementara rakyatnya miskin .

Karena itu, kita tidak punya pilihan lain. Sosialisme telah tumbang dan membawa derita. Kapitalisme justru menjadi pangkal penyebab berbagai bencana di dunia ini. Pilihan kita tinggal satu yakni Islam yakni dengan menerapkan syariah Islam lewat institusi negara Khilafah. Kita tidak punya pilihan lain kecuali itu. Pilihan Islam sebagai solusi inilah yang menyelamatkan kita di dunia dan akhirat. Berjuanglah terus, bersatulah bersama para pejuang Islam yang memperjuangkan syariah dan Khilafah tanpa lelah.

Insya Allah semua ini akan dicatat oleh Allah SWT sebagai pahala yang tiada bandingnya. Jangan sekedar menjadi penonton. Sebab tidak ada penonton yang mendapat tropi, yang mendapat tropi kemenangan adalah para pemain. ( di olah dari tulisan Ust. Farid Wadjdi dan beberapa sumber)

Photobucket

catatan-catatan

Video Streaming HTI

Kitab-kitab Gratis

Photobucket