gravatar

Sebarkan Berita Kudeta, Al Jazeera Dituding Tidak Bertanggungjawab

logo
Pemberitaan salah satu televisi swasta yang berbasis di Qatar, Al Jazeera, dianggap tidak bertanggung jawab. Bahkan, pemberitaan yang mengungkapkan sejumlah jenderal purnawirawan secara rahasia mendukung kelompok-kelompok Islam garis keras untuk menumbangkan kekuasaan Presiden Yudhoyono tersebut, diduga terinspirasi berita media harian Australia, The Age.

“Saya pribadi menduga mereka terinspirasi pemberitaan The Age, apakah motif bisnis atau motif yang lain kami tidak tahu,” kata Juru Bicara Presiden, Julian Pasha di Kantor Presiden, Kamis (24/3). Namun, ia meyakinkan bahwa hingga kini belum ada rencana klarifikasi dari Pemerintah Indonesia.

Sementara, Julian menambahkan, terkait isu pembentukan dewan revolusi islam, beritanya pertama kali dinaikkan oleh al jazeera pada 21 maret yang lalu. “Pada hari yang sama saya telah melaporkan kepada bapak Presiden terkait dengan isu yang diangkat oleh al jazeera,” kata dia.

Hal yang paling penting disampaikan, tegas Julian, adalah bahwa pemerintah tidak akan menanggapi isu tersebut. Karena laporan intelijen dan bahkan beberapa tokoh atau nama yang disebut dalam susunan kabinet dewan revolusi islam telah membantahnya.

“Ini mendukung apa yang kami terima dari laporan intelijen bahwa tidak ada sesuatu yang serius di balik apa yang diberitakan itu,” tutup Julian.

Seperti diketahui, Al Jazeera, telah menyiarkan laporan hasil investigasi berjudul ‘Plot to Topple Indonesian President Uncovered’ atau ‘Plot untuk Menggulingkan Presiden Indonesia Terbongkar’. Dalam laporannya, Al Jazeera mengungkapkan sejumlah jenderal purnawirawan secara rahasia mendukung kelompok-kelompok Islam garis keras untuk menumbangkan kekuasaan Presiden Yudhoyono.

Usaha kudeta itu juga, salah satunya melalui sokongan terhadap front Islam yang sudah bergerak dengan mengorganisir penyerangan Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten. Al Jazeera menduga penyerangan tersebut dilakukan secara sistematis.

Dalam laporannya, koresponden Al Jazeera, Step Vassen mengungkapkan para jenderal itu menggunakan kelompok-kelompok Islam garis keras untuk menggulingkan Presiden Yudhoyono. “Mereka (kelompok jenderal purnawirawan) menganggap SBY terlalu lemah dan terlalu reformis,” ungkap Step Vassen dalam rekaman yang ditayangkan Selasa malam (22/3).

Al Jazeera juga menayangkan hasil wawancaranya dengan beberapa sumber, salah satunya H Chep Hernawa, sebagai Ketua Umum Gerakan Reformis Islam (GARIS).[Republika, 20 Rabiul Akhir 1432]

Photobucket

catatan-catatan

Video Streaming HTI

Kitab-kitab Gratis

Photobucket