gravatar

Pimpinan Ponpes Al Husna: "..Iqamatul Syariah wal Khilafah Sesungguhnya adalah HARGA MATI"

Oleh: KH Ahmad Zainuddin Qh, Pimpinan Ponpes Al Husna, Cikampek Timur, Jawa Barat

Sejak kecil saya ditakdirkan Allah SWT di pesantren, dan cukup lama juga saya nyantri di Ponpes Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah dalam asuhan Hadharatisyaikh  KH Maimun Zubair. Sekarang pun saya bersama anak-anak di pesantren.

Saya mengamati perjuangan Hizbut Tahrir di dunia, Jakarta dan juga daerah kemudian saya membandingkan dengan rujukan kitab-kitab di pesantren yang saya punya ternyata agenda Hizbut Tahrir yakni iqamatul syariah wal khilafah sesungguhnya adalah harga mati. Tidak bisa diubah, tidak bisa ditukar. Mutlak dan wajib harus tegak syariah dan khilafah.

Harga Mati
Saya katakan harga mati karena penegakan syariah itu persoalan yang berkaitan erat dengan iman atau kafir. Orang yang mengucapkan syahadat laailaha ilallah, tuntutannya ada dua: kafir dan iman. Kufrun bith thagut wa imanu billah (kafir terhadap thagut dan iman kepada Allah SWT). Laa ilaha itu artinya kafir terhadap thagut sedangkan Ilallah itu artinya iman kepada Allah SWT.

Ketika kita mengikrarkan laailaha, artinya kita berani untuk menghilangkan segala macam bentuk ketaatan kepada selain Allah SWT. Ketika kita mengikrarkan ilallah, artinya kita harus memberikan ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan itu hanya kepada Allah SWT saja dan tidak kepada yang lain. Ini selaras dengan firman Allah SWT di dalam Alquran Surat Al Baqarah ayat 257, yang artinya, siapa yang kafir kepada thagut dan iman kepada Allah itulah orang yang berpegang kepada agama yang benar.

Apa itu thagut? Thagut adalah setiap perkara yang bertentangan dengan syariah Islam. Kalau itu undang-undang, berarti itu UU thagut dan kita wajib kafir kepada UU tersebut. Kalau UU tersebut dibuat oleh manusia maka manusia itu thagut, kita wajib kafir kepada orang itu. Inilah yang saya maksud dengan menegakkan syariah adalah harga mati karena menyangkut iman dan kafir seseorang.

Jadi kalau seseorang berpegang kepada agama Allah SWT tapi juga berpegang kepada thagut berarti orang tersebut musyrik hukumnya. Kalau orang tersebut menolak syariah Islam menolak UU thagut maka dia kafir hukumnya. Kafir dan musyrik itu kakak beradik, kedua-duanya kekal di neraka.

Kalau ada orang berkata, “Aku yakin bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang haq (benar) untuk disembah, aku ini mentauhidkan Allah SWT, aku ini beribadah kepada Allah SWT.” Apakah perkataan itu menjadi jaminan dia sebagai Mukmin? Ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah mengatakan: “Tidak!” Sampai kapan? Sampai bersamaan dengan pengakuan imannya kepada Allah SWT, ia pun harus mengkafiri yang namanya thagut.

Mari kita lihat Indonesia, di negeri yang mayoritas berpenduduk Muslim ini, hukum apa yang dipakai? Ternyata hukum yang dihasilkan oleh sistem thagut demokrasi sehingga syariah yang datang dari Allah SWT ditolak dan UU yang datang dari legislatif diterima. Seharusnya kan dibalik. Tolak semuanya yang datang dari selain Allah SWT, terima dan terapkan syariah yang hanya datang dari Allah SWT. Indonesia kebalik, semua yang datangnya dari Allah SWT ditolak kecuali bab haji, bab kawin, itu diterima karena ada fulus.

Coba renungkan, sejak tahun 1945 yang konon Indonesia ini merdeka, berarti sudah berapa ratus juta bangsa Indonesia yang mati disyirikkan dan dikafirkan oleh sistem thagut demokrasi. Siapa tahu mereka adalah bapak ibu kita, atau kakak dan adik kita. Meskipun mereka shalat, meskipun mereka puasa, meskipun mereka shadaqah, meskipun mereka baca Alquran siang dan malam, tetapi bila di dalam hatinya masih mengakui hukum thagut: musyrik!

Maka apa yang diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir, bukan persoalan merebut kekuasaan yang saat ini dipegang oleh kafir semata tetapi yang mendesak adalah dalam rangka menyelamatkan akidah umat. Hai orang-orang yang beriman kalian bertakwalah kepada Allah SWT dengan takwa yang benar, jangan kalian mati kecuali kalain mati dalam keadaan Islam!

Menjawab Kebohongan

Itu yang pertama. Kedua tentang khilafah. Betul bab khilafah itu di kitab-kitab di pesantren itu dipasangnya di bab terakhir, pada umumnya setelah bab bughat (memberontak). Jadi walaupun nyantri 9 tahun, bab khilafah tidak dipelajari. Karena balik lagi ke bab thaharah (bersuci), dan bab shalat.

Bab khilafah ini ada di kitab-kitab kuning. Menegakkan Al Khilafah atau Al Imamah atau Al Imarah itu bukan hanya kewajiban Hizbut Tahrir tetapi adalah kewajiban umat Islam. Ini juga harga mati.

Dalam kitab Asnal Mathalib karya besar dari Ays Syaik Al Imam Zakaria ibnu Muhammad ibnu Zakaria al Anshari (wafat tahun 926 Hijriah), Bab Imamah Udzma hal 347. Beliau mengatakan Al Imamatul udzma, al imamah riasyatul aammah fi umurud diin wad dunya lisy syakhsyi minal ashqash. Di dalam kitab-kitab lainnya pun senada dan ditegaskan kefardhuannya adalah berdasarkan syariah bukan akal-akalan.

Bahkan para shahabat telah berijma ketika Rasulullah SAW wafat. Hampir tiga hari tiga malam jasad Rasulullah SAW tidak dimakamkan. Mengapa? Karena konsen-trasi semua kumpul dan sedih, siapa khalifah (pengganti) Rasulullah SAW untuk membimbing umat Islam seluruh penjuru dunia?

Jadi konsentrasi memperjuangkan diangkatnya al khalifah al Rasul SAW itu lebih diutamakan. Mengapa para shahabat itu serius mengurusi penegakan khilafah (sistem pemerintahan yang menegakkan syariah Islam secara total)? Karena takut umat keburu dilanda dengan berbagai persoalan dan waktunya itu hanya tiga hari. Dan itu menjadi kesepakatan ulama Ahlul Sunnah Wal Jamaah, umat Islam itu ibarat kalau boleh kosong, hidup tanpa imam, tanpa khalifah, itu waktunya cuma tiga hari. Setelah tegak lebih dari 1300 tahun, khilafah pun tumbang di Turki sejak 1924, sampai sekarang tahun 2010. Artinya apa? Umat Islam sudah berdosa selama 86 tahun. Kecuali mereka yang memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah.

Selain itu, bila tanpa khilafah seperti yang dijelaskan Imam Zakariya, umat apabila dibiarkan hidup tanpa pemimpin tidak ada yang menggiring pada kebenaran. Ketika kebatilan datang, tidak ada yang menangkis kebatilan itu niscaya umat akan celaka dan hancur. Seperti hancurnya umat Islam sekarang ini. Berikutnya orang-orang jahat akan menguasai orang-orang shalih. Hari ini kejadian, padahal kitab-kitab tersebut ditulis ratusan tahun sebelum khilafah runtuh.

Mari jujur dengan apa yang kita baca di kitab-kitab kita di pesantren. Dengan kesaksian ini sekaligus juga saya menjawab: bohong dan fitnah kalau di pesantren itu tidak ada pelajaran tentang khilafah! Kalau belum diajari, iya. Tetapi pelajarannya ada. Marilah kita bertaubat, istighfar, dan ke umat harus meluruskan opini bahwa menegakkan syariah dan khilafah adalah harga mati. Wallahu'alam bish shawab.[Media Umat edisi 46]

Photobucket

catatan-catatan

Video Streaming HTI

Kitab-kitab Gratis

Photobucket