gravatar

inikah Keadilan dan Kesejahteraan itu?

Memprihatinkan, 94,5 Persen Siswa SD Terancam Kurang Gizi

Sebanyak 94,5 persen siswa sekolah dasar di wilayah DKI Jakarta terancam kekurangan gizi karena mengonsumsi kalori di bawah ketentuan jumlah kalori yang seharusnya diterima mereka.

“Berdasarkan data yang dilaporkan Dr Saptawati Bardosono ahli gizi dari Universitas Indonesia, 94,5 persen dari 220 anak yang diteliti di lima SD di wilayah DKI Jakarta mengonsumsi kalori di bawah 1.800 kkal,” kata Ketua Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi Dr Tirta Prawita Sari MSc dalam siaran pers menyambut Hari Pendidikan Nasional, di Jakarta, Senin (2/5).

Padahal, menurut dia, ketika anak-anak memasuki umur 7 - 9 tahun, kebutuhan energinya sesuai dengan rata-rata angka kecukupan gizi (AKG) diperkirakan sebesar 1.800 kkal per hari. Sedangkan saat berusia 10 tahun, kebutuhan energinya diperkirakan meningkat menjadi 2.050 kkal per hari.

“Meskipun kini fokus pembangunan kesehatan Indonesia lebih ditujukan pada ibu hamil, bayi dan balita, namun masalah ‘gizi salah’ pada anak usia sekolah tidak kalah pentingnya,” katanya.

Menurut dia, persoalan itu tidak kalah pentingnya antara lain karena merupakan rangkaian dari proses panjang yang kemungkinan sudah diidap seorang anak sejak masih usia balita.

Apalagi, ia juga mengingatkan bahwa angka prevalensi kurus secara nasional pada anak usia sekolah (6-14 tahun) laki-laki adalah 13,3 persen sedangkan pada anak perempuan adalah 10,9 persen. “Angka ini menunjukkan adanya permasalahan gizi kronis pada anak usia sekolah,” katanya.

Padahal, masih menurut dia, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan telah menyebutkan secara eksplisit mengenai gizi seimbang di dalam program perbaikan gizi nasional. Untuk itu, berkaitan dengan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2011,

Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi mengimbau agar pemerintah memasukkan pendidikan gizi ke dalam kurikulum pendidikan nasional terutama untuk tingkat sekolah dasar setara dengan pendidikan jasmani dan kesehatan.

Selain itu, yayasan tersebut juga mengimbau agar anak sekolah mendapatkan pendidikan gizi secara teratur melalui pelajaran di kelas dan program makan siang di sekolah (”school lunch”) secara teratur sehingga mampu memahami dan mempraktikkan pedoman gizi seimbang. (mediaindonesia.com, 2/5/2011)

Siswa Belajar di Gubuk Reot dan Kolong Rumah

Tasikmalaya: Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional, Senin (2/5) kemarin. Namun, wajah muram masih saja menyelimuti dunia pendidikan Indonesia.

Kondisi memprihatinkan itu, antara lain, menimpa siswa Sekolah Dasar Negeri Budiwangi, Desa Cisempur, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Para siswa terpaksa belajar di gubuk tanpa dinding. Yang belajar di gubuk adalah siswa kelas dua dan enam.

Mereka mengaku tidak nyaman dan tidak bisa konsentrasi saat mengikuti pelajaran. Jika hujan turun, kegiatan belajar-mengajar bahkan terpaksa harus dibubarkan.

Sementara di Desa Lappo Ase, Kabupaten Bone, Sulawasi Selatan, siswa Madrasah Tsanawiyah Darul Muttaqin harus rela belajar di bawah kolong rumah warga.

Di dalam kelas yang berukuran seadanya itu dihuni puluhan pelajar. Ruang belajar darurat tersebut memakai papan kayu sebagai dinding. Kepala sekolah tersebut, Muhammad Achlidin menyatakan, sekolahnya terpaksa berada di kolong rumah warga karena keterbatasan ruang kelas.

Achlidin berharap, pemerintah setempat memberi perhatian agar siswanya tidak terganggu saat proses belajar-mengajar. (metrotvnews.com, 3/5/2011)

Terlalu! DPR Hamburkan Uang Rakyat Rp 1,2 M untuk Revisi 2 Pasal

Jakarta - Rombongan Komisi III DPR tanpa publikasi ke masyarakat berkunjung ke Jerman selama sepekan. Untuk revisi 2 pasal RUU MK, Komisi III DPR menggunakan anggaran fantastis hingga Rp 2,2 miliar.

“Anggota Komisi III yang saat ini sedang berada di Jerman, sudah jelas akan menghambur-hambur uang pajak rakyat sebesar Rp 1,2 miliar. Jadi, pada bulan April sampai awal Mei 2011 ini, anggota DPR yang melakukan pelesiran ke luar negeri, secara total telah menghabiskan uang pajak rakyat dengan sia-sia sebesar Rp 14,5 miliar,” ujar Koordinator Advokasi dan Investigasi Sekretariat Nasional Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Uchok Sky Khadafi, dalam siaran pers, Senin (2/5/2011).

Uchok menyayangkan anggaran sebesar itu hanya digunakan untuk studi banding yang tidak begitu penting. Hal ini dianggapnya sebagai pemborosan uang negara secara berjamaah oleh anggota DPR.

“Uang sebesar Rp 1,2 miliar sebetulnya tidak perlu dihambur-hambur di Jerman. Oleh karena revisi RUU MK hanya 2 pasal saja, dan dalam melakukan revisi RUU MK ini sebetulnya tidak memerluhkan anggaran sebesar Rp 1,2 miliar alias nol anggaran,” kritiknya.

Uchok berharap aggota DPR menghentikan kunjungan kerjanya ke luar negeri. “Sekali lagi stop kunjungan pelesiran DPR. Karena ini menandakan kepada publik bahwa anggota DPR sedang merusak lembaga demokrasi sendiri yang bernama lembaga perwakilan rakyat tersebut,” tandasnya.

Daftar kunjungan kerja empat alat kelengkapan DPR selama masa reses DPR 8 April hingga 8 Mei 2011 yang diolah oleh Seknas FITRA dari RK dan Dipa DPR tahun 2011 yang mengikuti standar Kemenkeu no. 100/PMK.02/2011 adalah sebagai berikut:

1. Kunjungan Komisi I DPR ke Amerika Serikat 1-7 Mei 2011 menghabiskan anggaran Rp 1.405.548.500
2. Kunjungan Komisi I DPR ke Turki 16-22 April 2011 menghabiskan anggaran Rp 879.908.000
3. Kunjungan Komisi I DPR ke Rusia menghabiskan anggaran Rp 1.286.713.750
4. Kunjungan Komisi I DPR ke Prancis menghabiskan anggaran Rp 944.593.250
5. Kunjungan Komisi I DPR ke Spanyol menghabiskan anggaran Rp 1.201.826.500
6. Kunjungan Komisi X DPR ke Spanyol 24-30 April 2011 menghabiskan anggaran Rp 1.320.374.500
7. Kunjungan Komisi X DPR ke China menghabiskan anggaran Rp 668.730.500
8. Kunjungan Komisi VIII DPR ke China 17-24 April 2011 menghabiskan anggaran Rp 668.730.500
9. Kunjungan Komisi VIII DPR ke Australia menghabiskan aggaran Rp 811.800.250
10. Kunjungan BURT DPR ke Inggris 1-7 Mei 2011 menghabiskan anggaran Rp 1.574.638.500
11. Kunjungan BURT DPR ke Amerika Serikat menghabiskan anggaran Rp 1.966.986.500
12. Kunjungan rombongan Ketua DPR ke luar negeri 1 – 6 Mei 2011 ke Irak menghabiskan anggaran Rp 618.993.250
13. Kunjungan Komisi III DPR ke luar negeri tanggal 25 april – 1 Mei ke Jerman menghabiskan anggaran 1.222.130.250.

Jumlah total anggaran yang dihabiskan RP 14.571.210.750. (detiknews.com, 2/5/2011)

dan lihat ini juga:
JUMLAH UANG NEGARA YANG DI HABISKAN DPR untuk PLESIRAN

Photobucket

catatan-catatan

Video Streaming HTI

Kitab-kitab Gratis

Photobucket