
Dan Facebook Pun Tutup Intifadhah III
YERUSALEM, Akhirnya, situs jejaring di internet, Facebook, menghapus akun Intifadhah Palestina Ke-III, Selasa (29/3). Pemilik Facebook menilai akun itu tersebut bertujuan untuk mengangkat senjata melawan Israel.
Penghapusan akun Intifadah Palestina Ke-III tak lepas dari protes yang diajukan pemerintah Israel ke pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. Israel menuding akun Intifadhah semakin memperuncing konflik politik dan bertentangan dengan kebebasan berekspresi dan perlawanan terhadap penyebaran kebencian.
Intifadha Palestina Ke-III telah memiliki lebih dari 350.000 fans ketika diblokir. Akun ini mengajak warga Palestina turun ke jalan setelah shalat Jumat pada 15 Mei mendatang untuk memulai pemberontakan. "Hari Kiamat hanya akan tiba jika kaum Muslimin telah membunuh semua orang Yahudi," bunyi status Intifadhah.
Menurut pengelola Facebook, halaman tersebut dibuat sebagai ajakan melakukan protes damai walau menggunakan istilah “intifadhah” yang terkait dengan kekerasan di masa lalu. "Walau demikian, setelah mendapatkan publisitas, komentar-komentar yang muncul kian memanas dan langsung mengajak pada kekerasan. Pencipta halaman itu akhirnya mengajak melakukan kekerasan juga," kata Andrew Noyes, Manajer Komunikasi dan Kebijakan Publik Facebook.
"Kami memonitor tiap yang dilaporkan kepada kami, dan ketika mereka mengajak langsung pada kekerasan atau ekspresi kebencian—seperti yang terjadi dalam kasus ini—kami harus dan akan langsung melenyapkannya," tegas Noyes. “Walau bukan kebiasaan kami untuk menghilangkan konten yang menentang negara-negara, agama, entitas politik, atau ide-ide.”
"Revolusi Facebook", kata Moyes, turut berperan dalam menjatuhkan rezim di Mesir dan Tunisia. Situs jejaring sosial telah menjadi agen perubahan dan alat politik yang kuat, yang menuntut para pengguna di seluruh dunia membuat aturan-aturan ketika mengunggah konten.[republika,Kamis, 31 Maret 2011]