gravatar

Keberanian Umat: Ditembaki, Dibunuh, Tetapi Masih Juga Berdiri untuk Melawan Rezim Diktator Suriah


Kekerasan rezim Suriah terus berlangsung. Sedikitnya 13 orang syahid setelah ditembaki tentara Suriah saat puluhan ribu orang turun ke jalan untuk menguburkan para syuhada yang telah tewas dalam demonstrasi anti pemerintah besar-besarn pada hari sebelumnya. Setidak-tidaknya 120 orang tewas dalam kerusuhan dua hari oleh pasukan keamanan Suriah, yang melawan pengunjuk rasa, kata pegiat pada Ahad.
Dewan Syuhada Revolusi 15 Maret mengumumkan daftar terbaru sejumlah nama dari 95 orang, yang diperkirakan tewas saat unjuk rasa besar pada Jumat di seluruh wilayah Suriah.

Dua anggota parlemen Suriah dari kota pusat demonstrasi Daraa dan seorang ulama penting dari wilayah itu telah mengundurkan diri sebagai protes terhadap pertumpahan darah di negara mereka.

"Saya akan mengumumkan pengunduran diri saya dari parlemen," kata Khalil al-Rifai, seorang anggota parlemen dari kota di Suriah selatan itu, dalam pidato yang disiarkan oleh televisi Al Jazeera, Sabtu.

Saluran satelit itu menyatakan ia menjadi anggota parlemen kedua dari Daraa yang mundur setelah Nasser al-Hariri, yang sebelumnya mengumumkan pengunduran dirinya, juga di Al Jazeera.

Ia menyatakan telah frustrasi karena tidak dapat melindungi para pemilihnya. Rifai, yang menggemakan perasaan frustrasi itu, mengatakan ia tidak dapat "melindungi orang-orang yang telah membawanya ke dewan".

"Saya minta presiden untuk campur tangan dengan segera," kata Rifai, yang menjadi anggota parlemen pertama yang mundur setelah demonstrasi antipemerintah di negara itu meletus pada 15 Maret lalu.

Beberapa jam kemudian, ulama penting Daraa, Mufti Rizq Abdulrahman Abazeid juga bergabung dengan kedua pembangkang itu, dengan mengumumkan pengunduran dirinya di saluran televisi yang bermarkas di Qatar itu. "Pemerintah harus menanggapi semua tuntutan rakyat," katanya.

Berita terbaru, sejumlah orang dilaporkan tewas dan terluka pada hari Senin, 25/04/2011, ketika tentara Suriah menyapu selatan kota Daraa dengan tank-tank dan penembak jitu, kata para aktivis hak asasi kepada AFP. Mereka mengatakan 3.000 pasukan militer 3.000 menyerbu ke Daraa Senin pagi, dengan tank-tank di pusat kota dan menyebarkan penembak jitu di atas atap.

Rezim Suriah yang sudah kolaps ini tidak akan bergeser dari sikapnya meski barang seruas jari pun. Rezim ini bertindak sombong dan totaliter. Ia ingin memutus periode. Kesombongan dan sikap totaliternya akan membunuh dirinya sendiri, insyaallah …, kata Hizbut Tahrir Wilayah Suriah dalam sebuah pernyataan.

"Rezim ini terus menerus melakukan kekerasan terhadap rakyatnya. Dan inilah potret yang membenarkan berita dari setiap begundal ahlinya yang tampil di televisi untuk membohongi diri sendiri dan orang lain. Dengannya rezim menetapkan tekadnya untuk berbohong dan menuduh masyarakat pada waktu ia menyerukan reformasi, sesuatu yang memperlihatkan seolah-olah ia hidup di ruang angkasa yang lain …," tegasnya.

Aksi massa pada hari Jumat mendapat dukungan dari kaum Muslim bersama Hizbut Tahrir di Libanon yang menuntut penghentian pembantaian atas kaum Muslim di Suriah. Para pengunjuk rasa juga mendesak kaum Muslim bersegera menegakkan Khilafah yang akan menuntaskan persoalan krisis di Timur Tengah.

"Kepada perkara-perkara inilah Hizbut Tahrir menyeru kaum Muslim di Suriah. Itu adalah seruan Allah kepada mereka. Kaum muslim di Suriah adalah mayoritas rakyat Suriah dan mereka adalah anak-anak agama ini. Seruan Hizbut Tahrir kepada mereka ini tidak lain adalah seruan perubahan sesuai dengan apa yang mereka imani secara hakiki …"

"Ini adalah solusi mendasar yang wajib diperjuangkan masyarakat saat ini dalam pergerakan mereka. Solusi ini layak bagi kita untuk berkorban bersama dengan pengorbanan yang mahal dan berharga, karena di dalamnya terdapat keridhaan Allah SWT dengan menjadikan syariahnya sebagai hukum melalui tegaknya Khilafah, yang akan kita perjuangkan agar menjadi Khilafah Rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian dengan taufiq dari Allah."

Kekerasan rezim Suriah terhadap warganya ini mengingatkan kita kepada Rasulullah SAW yang menyatakan dalam hadirs riwayat Hakim: “Penghulu syuhada’ adalah Hamzah bin Abdul Muthallib, dan orang yang berkata di hadapan seorang penguasa yang zalim, lalu dia memerintahkannya (pada kemakrufan) dan melarangnya (terhadap kemunkaran), kemudian penguasa itu membunuhnya.” ([m/ant/syabab.com, Senin, 25 April 2011]

Photobucket

catatan-catatan

Video Streaming HTI

Kitab-kitab Gratis

Photobucket