gravatar

Apa kata Ust. Ismail Yusanto tentang Statement Said Aqil Siradj

Just kidding
Sebelumnya, Terkait rencana konser Lady Gaga, Said menyatakan bahwa iman orang NU tak akan goyah hanya karena kedatangan Lady Gaga. "Kalau kita mau jahat, enggak usah lihat Lady Gaga kok. Buka internet saja, segala macam ada. Bagi NU, mau ada seribu Lady Gaga, enggak akan mengubah keimanan orang NU," paparnya.

dari pernyataan tersebut banyak menuai tanggapan dari banyak elemen umat Islam yang menyayangkan pernyataan tersebut, salah satunya dari Ustadz Ismail Yusanto, selaku Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia.
beliau mengatakan, “Saya kira itu pernyataan yang tidak pada tempatnya. Pernyataan yang jauh dari rasa rendah hati, bahkan ada nada kesombongan, keangkuhan yang itu jelas bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri,” ujar Ismail kepada mediaumat.com, Selasa (22/5) di Bogor.

Padahal, lanjut Ismail, Nabi Muhammad SAW telah mengajari kaum Muslimin satu doa yang menunjukkan bahwa manusia itu lemah. “Yaa Muqallibal Quluub, tsabbit quluubana ala diinika wa tha’atika (Wahai Yang Membolak-Balikan Hati, tambatkanlah hati kami atas agama-Mu dan atas ketaatan kepada-Mu).”

Di samping sikap rendah hati dan menyadari kelemahan, lanjut Ismail, Nabi Muhammad SAW pun mengajarkan doa berlindung dari godaan setan.

“Ini doa yang dituntunkan nabi kepada kita. Nabi berdoa juga seperti itu. Artinya, Nabi menyadari bahwa manusia itu sebagai tempat salah dan khilaf. Manusia itu mudah sekali salah dan khilafah. karena manusia selalu digoda setan baik dari kalangan jin maupun manusia,” ujarnya.

Menurut  Ismail, Lady Gaga merupakan setan (dari kalangan manusia) atau makhluk durhaka yang mengajak pada maksiat. “Kita dituntunkan juga oleh Nabi untuk menghindari kemaksiatan. Kita diajarkan untuk berdoa a’udzubillahiminasyaithannirrajim , Ya Allah lindungilah aku dari godaan setan yang terkutuk,” ungkapnya.

“Ketika kita berdoa agar dijauhkan dari godaan setan yang terkutuk maka kita harus menjauhkan diri dari setan atau sumber-sumber yang mendatangkan setan, atau tempat setan itu berada, jangan malah nantang didatangkannya setan, sampai seribu malah,” ujarnya.

Jadi, ini tuntunan. “Jadi siapa pun, baik orang NU atau pun bukan, ketika melihat ada setan atau kemaksiatan itu diminta untuk menjauh,” ujarnya.

Tidak cukup hanya bersikap rendah hati dan berupaya menjauhi kemaksiatan, beber Ismail, Nabi Muhammad SAW pun memerintahkan kaum Muslimin untuk mencegah dan menghentikan kemunkaran tersebut.

“Ketika melihat kemunkaran, jangankan seribu, satu saja itu kita diminta untuk menghentikan. Seperti yang dikatakan Nabi, Man ra’a minkum munkaran falyughayyirhu bi yadihi…, Bila engkau melihat kemunkaran maka ubahlah  dengan tanganmu, dengan kekuasaanmu, bukan malah menantang seribu kemunkaran pun aku tidak apa-apa,” ujarnya.

Bila tidak dihentikan, terang Ismail, maka makin lama makin kuat, makin kuat, makin kuat sedemikian sehingga kaum Muslimin tidak punya lagi kemampuan untuk menghentikan.

“Jelas kemunkaran itu harus dihentikan, dan ormas Islam, terutama ormas yang paling besar itu harus berperan aktif memberantas kemunkaran!” tegasnya.

Peran Negara

Ismail pun menegaskan peran negara sangat vital dalam penjagaan moral rakyatnya. “Kalau negara absen dalam penjagaan moral maka masyarakat akan hancur!” tegasnya.

Menurutnya, negara itu akan mengalami kesulitan yang luar biasa. korupsi, misalnya. itu kan sebenarnya masalah moral, soal integritas. Sekarang ini banyak aborsi, hamil di luar nikah itu juga kan persoalan moral. Bagaimana menekan tingginya angka aborsi? Susah, karena itu merupakan peristiwa yang alami di tengah-tengah masyarakat yang bejat moral.

“Jadi justru fungsinya kita punya negara itu untuk menjaga moralitas masyarakat. Karena negara punya seluruh kewenangan untuk membolehkan atau melarang sesuai dengan moral!” ujarnya.

Maka Ismail pun mendukung keputusan Polda Jakarta Raya untuk tidak memberikan rekomendasi penyelenggaraan konser Lady Gaga. Bahkan menurutnya, seharusnya bukan hanya Polda tetapi juga Mabes Polri dan pemerintah itu melarang, lantaran konser Lady Gaga itu merupakan kemaksiatan. Karena dalam setiap lagu dan konsernya itu menyerukan kepada kemaksiatan dan kemunkarang seperti seks bebas, lesbianisme, homoseksual bahkan juga penyeruan terhadap penyebahan kepada setan.

Sedangkan terkait ngeyel-nya para pentolan gerombolan liberal yang memaksakan agar Lady Gaga tetap konser, Ismail menyatakan itu terjadi lantaran minimal karena salah satu dari tiga faktor. Pertama, karena cara berpikir mereka tidak lagi pakai ajaran Islam sehingga jadi sekuler. Kedua, karena sekuler mudah sekali terjangkiti virus liberalisme. Ketiga, mendapatkan juga keuntungan materi.

“Karena liberalisme ini kan bersekutu dengan kapitalisme yang segala hal dipandang dari sudut bisnis atau ekonomi. Apa yang menguntungkan secara materi dianggap baik meskipun itu sebenarnya merusak,” pungkasnya.(mediaumat)