Archives

gravatar

Pelarangan Ahmadiyah Hendaknya Berskala Nasional

ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Hasyim Muzadi
MALANG - Pemerintah jangan takut membubarkan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAT) dan melarang segala bentuk aktivitas yang dilakukan pengikutnya. Pemerintah pusat perlu meniru tindakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dan Jawa Timur yang melarang segala aktivitas Ahmadiyah di wilayahnya.

Pendapat itu dikemukakan mantan ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Hasyim Muzadi menyikapi sikap pemerintah pusat yang tidak segera membubarkan Ahmadiyah. "Pemerintah maju mundur ingin membubarkan Ahmadiyah mungkin masih istikomah. Menurut saya, Ahmadiyah harus segera dibubarkan saja jangan dibiarkan menggantung seperti sekarang," terang Hasyim kepada Republika usai menjadi pembicara dialog lintas agama Indonesia-Lebanon di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Selasa (2/3).

Menurut Hasyim, pemerintah pusat perlu belajar kepada pemprov terkait ketegasan kebijakan tentang Ahmadiyah. Daripada setiap gubernur mengeluarkan surat keputusan (SK) pelarangan Ahmadiyah, Hasyim menegaskan, lebih baik pemerintah pusat membuat aturan mengikat agar Ahmadiyah tidak terus melakukan penistaan terhadap Islam.

"Masalah utamanya hanya political will saja. Pemerintah harusnya mendengarkan aspirasi umat Islam yang menolak keberadaan Ahmadiyah," terang pendiri Pondok Pesantren Al Hikam Malang dan Depok itu.

Hasyim menilai pembubaran Ahmadiyah gampang dilakukan dan tidak perlu melalui jalur pengadilan. Dari bukti penistaan agama berupa mengamalkan ajaran Islam, tapi jemaat Ahmadiyah mempercayai Mirza Ahmad Ghulam sebagai nabi terakhir dan mengubah ayat Alquran. Hal itu dikatakannya sudah cukup bagi pemerintah untuk bertindak membubarkan Ahmadiyah, tidak hanya melarang eksistensinya di Indonesia saja.

"Ahmadiyah terbukti melakukan penistaan terhadap Islam. Jadi pembubarannya bisa langsung dilakukan tak perlu menunggu jalur hukum," ujar Hasyim.

Ia mengingatkan konteks pembubaran Ahmadiyah tak ada kaitannya dengan kerukunan hidup antarumat beragama di Indonesia dan penghormatan kepada hak asasi manusia (HAM). Lagipula, lanjut Hasyim, tuntutan pembubaran Ahmadiyah tidak ada niatan untuk menyengsarakan umatnya. Malah sebaliknya, jemaat Ahmadiyah yang sesat akan dibina untuk dididik kembali kepada Islam yang benar sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW.

"Masalah ini jangan ditarik kepada kehidupan kerukunan umat beragama. Jika Ahmadiyah dibubarkan para jemaatnya akan kami bina agar kembali ke jalan yang benar, tidak dibiarkan terlantar," tandas Hasyim.(republika.co.id)
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

Gaddafi Curigai Barat Ingin Duduki Libya

WASHINGTON - Pemimpin Libya, Muammar Gaddafi, yang sedang menghadapi pergolakan rakyat, menuduh negara-negara Barat telah meninggalkan pemerintahnya dalam perang terhadap 'teroris', dalam wawancara dengan jaringan televisi Amerika Serikat ABC, Senin (28/2).

"Saya terkejut bahwa kami mamiliki aliansi dengan Barat untuk memerangi Al Qaida, dan sekarang kami memerangi teroris, mereka meninggalkan kami," kata Gaddafi pada Christianne Amanpour dari ABC. "Barangkali mereka ingin menduduki Libya."

Gaddafi mengatakan Presiden AS Barack Obama "orang baik", tapi ia tampaknya telah diberi informasi yang keliru mengenai situasi di Libya, lapor ABC News di laman Internetnya.

"Pernyataan yang saya dengar darinya seharusnya datang dari orang lain," kata Gaddafi. "Amerika bukan polisi internasional di dunia ini," ia menambahkan. Sebelumnya pemimpin Libya yang telah berkuasa selama 41 tahun itu memang menyalahkan Al Qaida di belakang aksi perlawanan di negaranya.(republika.co.id)
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

AS, Inggris, Prancis Dirikan Pangkalan Militer di Libya

tentara AS
Inggris, Prancis dan Amerika Serikat telah menurunkan sekitar 100 tentaranya di Libya untuk membangun pangkalan militer di negara yang kaya minyak itu, yang berada di wilayah timur.

Beberapa diplomat Libya yang dikutip media Libya mengatakan bahwa para tentara tersebut akan mendirikan pangkalan militer di kota Benghazi dan Tobruk, dua kota yang merupakan ladang minyak, yang telah diduduki para demonstran.

Tentara Inggris dan Amerika Serikat masuk melalui pelabuhan Libya di Benghazi dan Tobruk pada 23 dan 24 Februari. Tiga kapal Angkatan Laut India juga akan melabuhkan kapalnya di wilayah tersebut. Pada Senin pagi, militer AS mengkonfirmasi bahwa pihaknya telah mengerahkan kekuatan udara dan laut di Libya.

Jurubicara Pentagon mengatakan pihaknya akan membahas rencana kontingensi untuk memberikan berbagai pilihan dan fleksibilitas, saat mengambil keputusan. Sebelumnya Senin, militer Amerika membenarkan telah dikerahkan angkatan laut dan udara di sekitar Libya.

Pada Senin, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengatakan Washington akan "terus mengeksplorasi semua kemungkinan opsi untuk bertindak."(republika.co.id)
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

Metode Hizbut Tahrir Menegakkan Khilafah

oleh: Dr. Imran Waheed, London-UK

Hizbut Tahrir dalam langkah-langkah perjuangannya selalu berpegang pada metode Rosulullah saw. Siapa saja yang menjadikan Rasul sebagai contoh teladan, akan dapat melihat bagaimana Rasulullah saw. beserta kelompoknya dari para sahabatnya berjuang melawan seluruh kebatilan dan menghadapi segala rintangan dalam rangka meninggikan agama Allah Swt. di muka bumi dengan mendirikan negara Islam di Madinah.

Siapapun yang membaca sejarah perjuangan Rasulullah saw. dan ingin mengikuti langkah-langkah beliau tidak akan mempersoalkan 13 tahun lamanya beliau berjuang, tetapi bagaimana beliau dengan partai politiknya yang beranggotakan para sahabat beliau berhasil mendirikan negara Islam. Metode inilah yang juga diadopsi oleh Hizbut Tahrir.

Dengan metode inilah kaum Muslim dapat menegakkan negara Khilafah selama 1400 tahun. Metode ini mampu mengguncang singgasana para raja /kepala Negara yang zalim sekaligus mendorong umat Islam berkeinginan mengembalikan kemuliaan mereka di tengah-tengah kehidupan di dunia dan akhirat. Mereka yang menginginkan tegaknya kembali negara Khilafah dan perubahan secara radikal tentu harus mendedikasikan diri mereka untuk mempelajari dan mendalami metode ini serta menerapkannya tanpa penyimpangan sedikitpun.

Atas izin Allah, Rasulullah saw. telah membentuk partai politik. Sesungguhnya politik bersumber dari Sunnah Rasulullah. Bukankah Rasulullah pernah berkata kepada orang-orang Quraisy, “Aku akan memberi kalian satu pernyataan yang akan menjadikan kalian penguasa bagi bangsa Arab dan orang-orang selain Arab.”

Ketika ditanyakan pernyataan apa itu, Rasul saw. menjawab, “Katakan, ‘Lâ ilâha illâ Allâh, niscaya kalian akan mendapatkannya.”

Jika ini dikatakan bukan politik dan bukan pula sebagai aktivitas politik, lalu mau disebut apa?

Membentuk Partai Politik

Ayat yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah saw. adalah sebuah ayat yang membantah dengan sangat fundamental sendi-sendi kehidupan masyarakat Makkah yang telah mapan:

]اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ %خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ[

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan; Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (QS al-Alaq [96]: 1-2).

Ayat ini memerintahkan kepada Muhammad saw. dan semua pengikutnya sampai Hari Kiamat untuk membaca, mempelajari, dan melaksanakan kehidupan Islami atas nama Allah; bukan atas nama berhala orang-orang Quraisy atau berhala peradaban Barat, seperti demokrasi dan kebebasan.

Setelah menerima wahyu yang pertama, Rasulullah saw. kembali pulang dan menceritakannya kepada istrinya yaitu Khadijah Ummul Mukminin. Khadijah (ra) berkata, “Setelah (hari) ini tidak akan ada lagi istirahat.”

Dalam mengawali langkah dakwahnya, Rasulullah saw. mendatangi orang-orang terdekat beliau dan secara terang-terangan mengajak orang-orang Makkah untuk masuk Islam. (Lihat: QS al-Mudatstsir [74]:1-2).

Rasulullah saw melakukan kontak dengan orang-orang Makkah dan mengajarkan mereka al-Quran. Satu-persatu dari mereka memeluk Islam, Beliau kemudian memerintahkan kepada mereka yang lebih dulu memeluk Islam untuk mengajarkan al-Quran kepada yang lainnya. Beliau menjadikan rumah al-Arqam bin Abi al-Arqam sebagai pusat pembinaan.

Beliau melakukan aktivitas ini selama 3 tahun, mengajari kelompok kaum Muslim, membimbing mereka dalam shalat, melaksanakan tahajud pada malam hari, memotivasi mereka, memperkuat keyakinan mereka melalui shalat dan zikir, membantu mereka meningkatkan taraf berpikir dan merefleksikan ayat-ayat al-Quran yang diturunkan Allah Swt. Beliau mengajari mereka sikap sabar dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan yang sangat berat yang datang dari Allah Swt. Beliau menanamkan keyakinan yang mantap kepada mereka sehingga bekas-bekas kekufuran dan kejahiliahan lenyap dalam diri mereka dan mereka menjadi bersih dengan akidah Islam.

Siapa saja yang ingin mengembalikan tegaknya negara Khilafah harus membentuk partai sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw.; sebuah partai yang mampu menenggelamkan seluruh pemikiran kapitalisme, komunisme, nasionalisme, dan semua yang bertentangan dengan Islam hilang dalam diri anggota-anggotanya. Mereka menjadi orang-orang yang pantas dan layak mengemban dakwah Islam dan mampu memikul beban dakwah. Rasulullah saw. menjadikan para sahabat berubah secara radikal sehingga mereka mampu menahan beban berat yang menimpanya. Rasul menjadikan sahabat Umar bin al-Khaththab dari seseorang yang pernah mengubur anak perempuannya hidup-hidup hingga menjadi seseorang sebagaimana yang di sabdakan Rasulullah saw., “Jika Umar berjalan di sebuah sisi jalan, setan berjalan di sisi jalan yang lainnya.”

Di tangan beliau pula, Abdullah bin Mas‘ud yang kakinya kecil selalu tertiup angin menjadi seseorang yang kakinya jauh lebih kokoh daripada Gunung Uhud; seorang anak berumur 8 tahun, Ali bin Abi Thalib, menjadi seseorang yang berkata—ketika menjawab pertanyaan bagaimana ia bisa memutuskan untuk menerima Islam, “Allah tidak pernah berkonsultasi lebih dulu dengan ayahku ketika Dia menciptakanku. Lalu mengapa aku harus berkonsultasi dengannya untuk menyembah-Nya?!”

Berinteraksi dengan Masyarakat

Setelah Muhammad saw. membentuk partainya bersama para sahabatnya dan membuat perubahan secara radikal, Allah Swt. memerintahkan beliau keluar secara terang-terangan sekaligus menentang pemikiran-pemikiran orang-orang Makkah serta para elit politiknya yang memberlakukan aturan kufur kepada masyarakat Makkah. (Lihat: QS al-Hijr [15]: 94).

Dengan turunnya surat al-Hijr ayat 94, Rasul dan para sahabat turun ke jalan dalam dua barisan. Mereka berjalan mengelilingi Ka’bah sepanjang siang sembari menentang praktik-praktik dari aturan-aturan kota Makkah.

Selanjutnya, Muhammad saw mengambil setiap kesempatan untuk mengungkap kesalahan dari cara pandang hidup yang selama ini dijalani orang-orang Quraisy. Beliau mencela korupsi, mengungkap masalah-masalah sosial, dan menghina berhala-berhala kafir Quraisy.

Siapa saja yang berkeinginan menegakkan kembali negara Khilafah dituntut untuk mengikuti metode Rasulullah saw. dalam mengungkap kekeliruan dari pandangan hidup orang-orang kafir, mengkritik praktik-praktik ekonomi di masyarakat, dan menghinakan sendi-sendi kehidupan masyarakat Barat yang di propagandakan ke seluruh Dunia Islam. Itulah yang telah dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat.

Kaum Muslim hendaknya membaca ayat:

]وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ[

Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (QS al-Mutaffifin [83]: 1).

Hari ini kaum Muslim harus menentang praktik-praktik ekonomi yang korup seperti pasar bebas. Sekadar menyebut contoh, bahwa Hizbut Tahrir menerbitkan booklet yang mengkritik anggaran pemerintah Sudan dan booklet yang menjelaskan latar belakang kehancuran pasar-pasar modal di Timur-Jauh.

Partai politik Muhammad saw menantang para pemimpin Quraisy. Sebagai contoh, ketika Hamzah memeluk Islam, dia berhadapan dengan Abu Jahal sambil menantangnya dengan berkata, “Apakah engkau akan menghinakan kemenakanku (Muhammad) setelah aku menjadi pengikut agamanya?”

Allah Swt. telah menyerang orang-orang zalim, seperti dalam firman-Nya:

]تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ[

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. (QS al-Masad [111]: 1).

Hari ini pun, kita harus bangkit melawan kekuasaan politik yang zalim di negeri-negeri Muslim, seperti halnya rezim raja Abdullah dari Yordania dan rezim Karimov dari Uzbekistan, sekaligus memperlihatkan kekeliruan dari cara pandang hidup dan kekuasaan mereka. Tentu, mengungkap aturan-aturan semacam itu adalah salah satu tindakan yang sangat mulia di sisi Allah Swt., karena Rasulullah saw pernah bersabda:

«إِنَّ مِنْ أَعْظَمِ الْجِهَادِ كَلِمَةَ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ»

Sesungguhnya di antara jihad yang paling Utama adalah menyampaikan kata-kata yang adil (lurus/benar) di hadapan penguasa yang lalim. (HR at-Tirmidzi).

Kita juga harus berada di barisan terdepan dalam menghadapi berhala-berhala yang berasal dari Barat, seperti demokrasi dan kebebasan. Sama seperti yang dilakukan oleh partainya Rasulullah saw. yang menghadapi berhala-berhala kafir Quraisy yaitu Latta, Manat, dan Uzza. Para elit politik kota Makkah dan cara pandang hidup mereka terguncang atas perjuangan Muhammad saw dan kelompoknya. Mereka para elit politik Makkah mendatangi Rasul dan menawarkan kepadanya dunia (harta dan kekuasaan) agar Rasul beredia meninggalkan seruannya. Setelah mereka gagal, mereka memburu dan menangkapi orang-orang yang telah memeluk Islam, menganiaya dan menyiksa mereka, memfitnah serta memboikot mereka. Sama halnya dengan kondisi sekarang. Para pengemban dakwah yang ikhlas, yang menjadikan Rasulullah sebagai satu-satunya panutan, diburu dan dikejar-kejar dalam usaha untuk memadamkan cahaya Islam.

]يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللهِ بِأَفْوَاهِهِمْ[

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka. (QS at-Taubah [9]: 32).

Alhamdulillah, partai Rasulullah saw. mampu bertahan dari penganiayaan, penderitaan, dan pemboikotan. Jika tidak ada partai seperti ini, dakwah tidak akan berhasil.


Meraih Kekuasaan

Walaupun semua itu telah dilakukan, Muhammad saw. masih belum dapat mendirikan negara Islam. Karena itu, beliau menghabiskan seluruh upayanya dalam melakukan thalab an-nushrah (mencari pertolongan untuk meraih kekuasaan). Tentu saja tanpa aktivitas thalab an-nushrah dari orang-orang yang memilikinya tidak akan mungkin mampu menegakkan negara, serta menegakkan agama Allah Swt. di muka bumi. Perhatikanlah di semua buku-buku sirah Rasul, Anda akan melihat bahwa beliau menghabiskan waktu selama 3 tahun, pergi dari satu kabilah (suku) yang kuat ke kabilah kuat lainnya, mengajak mereka untuk membantu beliau meraih kekuasaan serta mengimplementasikan Islam. Secara keseluruhan beliau mengunjungi lebih dari 40 suku (kabilah) dengan satu tekad, yaitu mengajak mereka untuk masuk agama Islam dan membantu beliau untuk meraih kekuasaan sehingga Islam dapat diimplementasikan secara menyeluruh.

Muhammad saw. senantiasa mengadakan dialog-dialog dengan kabilah-kabilah (suku-suku) yang ada. Setelah berdialog dengan kabilah Bani Amr bin Sa‘sa‘ah, mereka bertanya kepada Rasul saw. “Siapa yang akan menjadi penguasa setelah engkau?”

Muhammad saw. menjawab, “Allah akan memberi kekuasaan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.”

Jelas, bahwa Rasulullah saw. datang kepada mereka meminta pertolongan untuk meraih kekuasan dan mengimplementasikan Islam.

Rasulullah saw. juga meminta kepada kabilah-kabilah lain kekuasaan dari mereka.

Meraih kekuasaan dengan memintanya dari orang-orang yang memilikinya adalah inti dari Sunnah Rasulullah saw. Mengikuti Sunnahnya menuntut kita menjalankan aktivitas thalab an-nushrah untuk meraih kekuasaan dari orang-orang yang memilikinya, dalam rangka mengimplementasikan Islam.

Begitulah metode Rasulullah saw. yang seharusnya kita adopsi dalam rangka menegakkan kembali negara Khilafah. Metode ini telah mampu membangun suatu negara yang hanya dalam tempo puluhan tahun saja telah membuat kerajaan Romawi dan Persia takluk di bawah telapak kaki mereka. Metode ini adalah metode perubahan, bukan metode kompromi dan stagnasi, apalagi ketundukan pada kekufuran. Inilah metode yang memenuhi kehendak Allah, bukan yang memenuhi kehendak penguasa atau masyarakat.[hizbut-tahrir.or.id]
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

Tidak Untuk Intervensi Imperialisme Barat di Libya!!

Kantor Penerangan Pusat Hizbut Tahrir

No: 16/1432 H

Tanggal : 22 Rabiul Awal 1432 H/25 Februari 2011 M

Tidak Untuk Intervensi Imperialisme Barat di Libya!!

Kemarin media massa mengutip para politisi barat di Amerika dan Eropa yang mengindikasikan dan menyatakan kemungkinan intervensi langsung atau tidak langsung di Libya. Terlihat jelas bahwa mesin propaganda media barat mulai menyiapkan lahan untuk intervensi barat di Libya dengan beragai dalih. Diantaranya untuk melindungi Eropa dari bahaya pengungsi dari Libya, perlunya menjamin jaringan suplay minyak, atau dengan alasan mengevakuasi rakyat barat, atau yang terakhir dengan alasan melindungi warga sipil di Libya.

Negara-negara imperialis itu memiliki sejarah dan catatan hitam berupa darah dan tubuh korban di daerah-daerah jajahannya di mana saja. Dahulu di Afrika dan Asia, dan terakhir di Palestina, Afganistan dan Irak. Sejarah itu memperlihatkan dengan sangat jelas bahwa negara-negara itu dalam kebijakan-kebijakannya tidak mengakui nilai kemanusiaan, moral, atau spiritual apapun. Motiv dan tujuan satu-satunya yang mereka akui adalah demi meraih kepentingan penjajahan mereka, berapapun darah yang harus ditumpahkan dalam bentuk perang, atau melalui konspirasi secara damai melalui kebijakan-kebijakan ekonomi yang diadopsinya dalam memuaskan selera kelas kapitalis untuk lebih banyak merampas kekayaan dan pemasukan alami di dunia. Dunia melihat bagaimana negara-negara itu mensuplay Saddam Husein dengan alat-alat untuk membunuh dan menghancurkan, ketika dahulu Saddam Husein melayani kepentingan-kepentingan negara-negara itu dan tanpa mengindahkan kejahatan-kejahatan yang dilakukan Saddam Husein. Sedangkan ketika kepentingan-kepentingan mereka mengharuskan, maka dibuatlah zona larangan terbang di utara Irak. Negara-negara itu membongkar kejahatan-kejahatan Saddam Husein untuk menjadikan utara Irak sebagai alasan di kemudian hari untuk menyerang Irak pada tahun 2003. Meskipun Amerikat Serikat tiap tahun menggelontorkan satu setengah miliar dolar kepada rezim Mubarak yang represif dan mengirimkan para tahanan untuk disiksa di bawah interogasi (CIA), namun Obama ingin dunia mempercayai kebohongannya yang telanjang bahwa ia berdiri di samping hak rakyat Mesir untuk menentukan nasib sendiri dan menyerukan penghormatan atas kebebasan dan Hak Asasi Manusia. Ia lupa atau pura-pura lupa bahwa kehipokritan Amerika telah terbongkar di penjara Guantanamo, Abu Ghraib, Bargram, Qana, Gaza dan Jenin. Temannya di London, Paris, dan Roma tidaklah lebih baik dari Obama. Apalagi mereka semuanya tetap saja menutup-nutupi kejahatan-kejahatan rezim Suriah yang terus menerus sejak tahun 1970 di pemerintahan Suriah dengan cengkeraman gaya Stalin. Tidak, bahkan “kebuasan” yang diwadahi dengan Ba’atsisme melebihi kebuasan pemerintahan Stalin.

Hizbut Tahrir telah berjanji pada dirinya sendiri untuk memimpin umat di medan peperangannya untuk membebaskan umat dari cengkeraman penjajah barat. Maka penting bagi Hizbut Tahrir mengumumkan hal-hal berikut:

- Intervensi asing apapun (barat atau timur) dalam urusan kaum Muslim, di Libya, Mesir, Tunisia atau yang lain, merupakan perkara yang tertolak secara total dan tidak mungkin di benarkan atau diijinkan.

- Kebijakan-kebijakan imperialisme negara-negara yang berambisi di negeri-negeri kita telah terbongkar secara telanjang dan tidak lagi bisa membodohi orang-orang bodoh apalagi orang-orang yang sadar.

- Para pemilik pendapat di dunia barat harus sadar bahaya yang dilakukan pemimpin mereka dalam bentuk kebijakan-kebijakan imperialisme, yang pada faktanya adalah kelanjutan dari serangan perang salib terhadap umat Islam. Mereka harus menindak orang-orang bodoh yaitu para penguasa mereka sebelum menjerumuskan mereka ke medan yang membinasakan di negeri kaum muslim, seperti yang mereka lakukan di Afganistan, Irak dan Palestina.

- Kami menyeru umat baik di timur maupun di barat khususnya di Libya, Tunisia, dan Mesir, agar berhati-hati dan waspada terhadap setiap utusan penjajah, apapun nama dan sebutan mereka dalam bentuk utusan atau duta. Juga agar berjuang untuk mengusir mereka dan menghalangi kontak dengan mereka serta menelanjangi keantekan mereka. Mereka itu hanya ingin berkonspirasi melawan kita dan menghalangi kita kembali bersatu di bawah panji yang satu di bawah naungan keadilan yang dibangun asas-asasnya oleh makhluk terbaik, Nabi Muhammad saw.

- Umat Islam harus menyadari bahwa medan perangnya adalah satu, baik di Libya, Mesir, Yaman, Irak dan Afganistan, yaitu pembebasan dari cengkeraman penjajah barat dan alat-alat lokalnya, serta melanjutkan kehidupan Islami dengan tegaknya Khilafah yang telah diberitakan kabar gembiranya oleh Nabi saw.

وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ

Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi) (QS al-Qashshash [28]: 5)

Utsman Bakhasy

Direktur Kantor Penerangan Pusat

Hizbut Tahrir


(hizbut-tahrir.or.id)
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

Tak Masalah Menteri PKS Dicopot!

Ketua Majelis Syura DPP PKS KH Hilmy Aminuddin
Jakarta - Sidang paripurna DPR terkait pengambilan keputusan usulan hak angket atas mafia pajak menimbulkan komplikasi baru di tubuh koalisi. Sikap Partai Golkar dan PKS yang berbeda dengan koalisi dinilai sebagai pembangkangan. Apa reaksi PKS?

Pasca sidang paripurna DPR, rumor ihwal pencopotan sejumlah pos menteri milik PKS mencuat ke permukaan. Hal ini tidak terlepas dari sikap PKS yang kerap berbeda dengan koalisi.

Ketua Majelis Syura DPP PKS KH Hilmy Aminuddin menegaskan jika pun pada akhirnya empat kursi menteri PKS dicopot presiden, pihaknya sama sekali tak merisaukan.

"Berjuang untuk kepentingan negara tidak mesti di dalam pemerintahan. Jadi tidak ada soal bagi kami," cetusnya kepada INILAH.COM melalui saluran telepon, Rabu (23/2/2011). Berikut wawancara lengkapnya:

Apa landasan sikap PKS terkait dukungan atas usul angket pajak melalui sidang paripurna DPR?

Sikap itu merupakan bentuk tanggungjawab kita kepada masyarakat. Karena sebanyak 70 persen APBN kita dihasilkan dari pajak. Kita ingin pajak bersih dari hal yang seperti dilakukan Gayus.

Namun sikap ideal PKS ini dinilai oleh kalangan koalisi sebagai sikap pembangkangan terhadap koalisi. Apa komentarnya?

Yang penting kita tidak membangkang kepada rakyat. Acuan kita kan untuk kepentingan rakyat.

Rumor berkembang, atas sikap PKS yang kerap berbeda dengan koalisi disebut-sebut jatah kursinya di kabinet akan dikurangi. Apa komentarnya?

Belum tahu. Presiden SBY belum bicara apa-apa sama saya. Namun, kalau soal kabinet bukan urusan kami, itu hak prerogatif presiden.

Jika berandai-andai, pada akhirnya empat kursi menteri dari PKS dilepas semua, apakah siap?

Tidak ada masalah. Berjuang untuk kepentingan negara tidak mesti di dalam pemerintahan. Pers juga kan tidak terlibat dalam pemerintahan tidak ada masalah, kan? Jadi sama sekali bukan menjadi soal bagi kami. [mdr](inilah.com)
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

DENDA KARENA TERLAMBAT BAYAR UTANG, BOLEHKAH?

terjerat hutang
Tanya :
Ustadz, apa hukumnya denda karena terlambat membayar utang atau angsuran utang?

Jawab :

Dalam fiqih kontemporer denda karena terlambat membayar utang atau angsuran utang disebut al-gharamat at-ta`khiriyah atau al-gharamat al-maliyah. (Abdullah Mushlih & Shalah Shawi, Maa Laa Yasa’u at-Tajir Jahlahu, hal. 279 & 335; Ali as-Salus, Mausu’ah Al-Qadhaya al-Fiqhiyah al-Mu’ashirah, hal. 458).

Para ulama kontemporer berbeda pendapat dalam masalah ini. Sebagian membolehkan dan sebagian lagi mengharamkan. Yang membolehkan antara lain berdalil dengan sabda Nabi SAW,"Tindakan menunda pembayaran utang oleh orang kaya adalah suatu kezaliman." (HR Bukhari). Juga sabda Nabi SAW,"Tindakan orang mampu [menunda pembayaran utangnya] telah menghalalkan kehormatannya dan sanksi kepadanya." (HR Ahmad, Abu Dawud, Nasa`i, Ibnu Majah, dan Al-Hakim).

Menurut pihak yang membolehkan, hadits ini menjadi dalil jika orang yang mampu menunda pembayaran utangnya maka ia berhak mendapatkan hukuman, termasuk hukuman denda. Namun mereka menetapkan dua syarat. Pertama, denda ini tidak boleh disyaratkan di awal akad, untuk membedakannya dengan riba jahiliyah (riba nasi`ah). Kedua, denda ini hanya dikenakan bagi yang mampu, tak berlaku bagi yang miskin atau dalam kesulitan. (QS Al-Baqarah : 280). (Abdullah Mushlih & Shalah Shawi, ibid., hal. 337).

Sedang pihak yang mengharamkan berdalil denda semacam ini mirip dengan riba jahiliyah (riba nasi`ah), yaitu tambahan dari utang yang muncul karena faktor waktu/penundaan. Padahal justru riba inilah yang diharamkan saat Al-Qur`an turun (QS Al-Baqarah : 275). Maka apapun namanya, ia tetap riba, baik diambil dari orang yang mampu atau tidak, baik disyaratkan di awal akad atau tidak. (Abdullah Mushlih & Shalah Shawi, ibid., hal. 338).

Pendapat yang rajih adalah yang mengharamkan.

Alasannya : 
Pertama, meski orang mampu yang menunda pembayaran utang layak dihukum, tapi tak pernah ada sepanjang sejarah Islam seorang pun qadhi (hakim) atau fuqaha yang menjatuhkan hukuman denda. Padahal kasus semacam ini banyak sekali terjadi di berbagi kota di negeri-negeri Islam. Jumhur fuqaha berpendapat hukumannya adalah ta’zir, yaitu ditahan (al-habs) meski sebenarnya boleh saja bentuk ta’zir lainnya. (Abdullah Mushlih & Shalah Shawi, ibid., hal. 338; Ali As-Salus, ibid., hal. 449).

Hal itu karena sudah maklum bahwa pemberi utang hanya berhak atas sejumlah uang yang dipinjamkannya, tidak lebih. Baik ia mendapatkannya tepat pada waktunya atau setelah terjadi penundaan. Tambahan berapa pun yang diambilnya sebagai kompensasi dari penundaan pembayaran tiada lain adalah riba yang diharamkan. (Ali As-Salus, ibid., hal. 449).

Kedua , denda karena terlambat membayar utang mirip dengan riba, maka denda ini dihukumi sama dengan riba sehingga haram diambil. Kaidah fiqih menyebutkan : Maa qaaraba al-syai’a u’thiya hukmuhu (Apa saja yang mendekati/mirip dengan sesuatu, dihukumi sama dengan sesuatu itu). (M. Shidqi Burnu, Mausu’ah al-Qawa’id Al-Fiqhiyah, 9/252). Kesimpulannya, menjatuhkan denda karena terlambat membayar utang atau angsuran utang hukumnya haram karena termasuk riba. Wallahu a’lam. (khilafah1924.org)
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

Ba'asyir: Saya Tidak Mampu Membeli Senjata

Jakarta - Terdakwa teroris Abu Bakar Ba'asyir mengaku tidak memiliki uang untuk mendanai pembelian senjata api. Sebagaimana yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) bahwa dirinya mendanai Rp 1 miliar untuk pelatihan persenjataan di Aceh.

"Saya bersimpati namun tidak dapat membantu karena saya tidak mampu membeli senjata," ungkap Baa'syir ketika ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (24/2/2011).

Terkait tudingan mengenai dirinya adalah teroris, Ba'asyir menjawab bahwa
semuanya itu adalah rekayasa dari Detasemen Khusus Anti Teror 88.

"Ini semua kerjaan Densus 88 masa saya dituduh bisa menggerakan uang Rp 1 miliar, nanti saya tidak mengenal Dulmatin" ucapnya. [mvi](inilah.com)
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

Jawa Timur Larang Ahmadiyah

Surabaya-Jemaah Ahmadiyah Indonesia dilarang beraktifitas di wilayah Jawa Timur. Gubernur Jatim, Soekarwo, pada hari Senin (28/2/2011) telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) bernomor 188/94/KPTS/013/2011 tentang Larangan Aktifitas Jamaah Ahmadiyah Indonesia di Jawa Timur.

Dalam surat keputusan tersebut, terdapat beberapa poin larangan yang diantaranya yakni:

1. Aktifitas jamaah Ahmadiyah di Jawa Timur dapat memicu atau menyebabkan terganggunya keamanan dan ketertiban masyarakat Jatim.

2.a. Melarang ajaran Ahmadiyah baik secara lisan, tulisan maupun melalui media elektronik.
2.b. Melarang memasang papan nama organisasi Ahmadiyah di tempat umum.
2.c. Melarang memasang papan nama pada masjid, musholah, lembaga pendidikan dengan identitas jamaah Ahmadiyah Indonesia.
2.d. Melarang penggunaan atribut jemaah Ahmadiyah Indonesia dalam segala bentuknya.

Surat larangan tersebut ditembuskan ke 10 instansi, diantaranya yakni Mendagri, Menteri Agama, Jaksa Agung, DPRD Jatim, Pangdam V Brawijaya, Kapolda Jatim, Kejaksaan Tinggi Jatim, Kanwil Kementrian Agama Jatim, Kanwil Hukum dan HAM Jatim dan PB Ahmadiyah Indonesia di Jakarta.

Dalam pengumumanannya, Gubernur didampingi Kapolda Jatim, Irjen Pol Badrodin Haiti; Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Gatot Nurmantiyo; Ketua MUI Jatim, KH A Abdusshomad Buchori dan Ketua DPRD Jatim, Imam Sunardi.

"Untuk pembubaran itu wewenang pemerintah pusat karena masalah Akidah dan ritual. Jatim hanya melarang demi ketertiban umum dan keamanan masyarakat Jatim," kata Soekarwo.

Sementara itu, menanggapi SK tersebut, Kapolda Jatim justru mempersilahkan bagi pihak-pihak yang keberatan untuk melakukan menggugat secara hukum.(suara-islam.com)
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

Kebijakan Khilafah di Bidang Industri Strategis

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

Negara Khilafah adalah negara ideologis yang dibangun berdasarkan ideologi Islam serta untuk menerapkan dan mengemban Islam sebagai ideologi ke seluruh dunia. Ideologi inilah yang akan menentukan haluan negara, termasuk berbagai kebijakan negara dalam seluruh aspek kehidupan. Karena itu, negara Khilafah dengan kekayaan intelektual yang dibangun berdasarkan ideologi yang shahih, yaitu Islam, ini benar-benar merupakan negara merdeka dengan pengertian yang sesungguhnya. Negara yang memiliki kedaulatan, kekuasan, keamanan dan disegani oleh kawan maupun lawan, serta jauh dari hegemoni negara maupun lembaga manapun di dunia.

Negara seperti ini harus mandiri dalam segala bidang, termasuk di bidang industri. Karena itu, Negara Khilafah harus menjadi negara industri maju sebab karakternya sebagai negara ideologis, baik dalam konteks politik domestik maupun global, dan hukum-hukum syara' yang terkait dengannya mengharuskan Khilafah harus seperti itu. Menjadi negara mandiri, tidak bergantung kepada yang lain, dalam menggerakkan roda ekonomi dan industrinya, serta tidak bergantung pada impor, atau menjadi pasar konsumtif bagi industri negara-negara asing, terutama negara penjajah. Bahkan untuk menjaga keamanannya, Khilafah harus mempunyai industri persenjataan dan logistik perang sendiri. Politik luar negerinya, yaitu dakwah dan jihad, juga mengharuskan negara melakukan persiapan sesuai dengan ketentuan hukum syara' (QS al-Anfal: 60).

Politik Industri
Pendek kata, Khilafah harus menjadi negara industri maju dan harus mempunyai kebijakan perindustrian yang bisa mewujudkan tujuan tersebut. Karena itu, harus dilakukan revolusi industri, di mana kebijakan di bidang perindustrian yang selama ini bertumpu pada industri konsumtif, diubah menjadi industri strategis. Sekaligus menjadikan industri strategis ini sebagai basis perindustrian. Untuk mewujudkannya hanya ada satu cara, yaitu membangun industri peralatan atau membangun industri yang memproduksi alat-alat, yang biasanya dikenal dengan industri alat berat. Dari industri inilah kemudian industri-industri lain bisa dikembangkan.

Contoh menarik adalah Uni Soviet. Ketika Lenin diminta untuk mereformasi industri pertanian dengan mendatangkan peralatan dari Barat, dengan tegas dia menyatakan, “Kita tidak akan menggunakannya, sampai kita bisa memproduksi sendiri.” Sejak saat itu, Uni Soviet terus melakukan revolusi industri dan berhasil menjadi negara nomer satu di bidang industri kemiliteran sehingga tampil menjadi adidaya bersama Amerika.

Ini dari aspek politik industri negara. Adapun dari aspek revolusi industrinya, maka ini merupakan perubahan mendasar di bidang industri di dalam negeri dan seluruh level yang dibutuhkan oleh industri peralatan, pertahanan dan keamanan, elektronik, satelit dan lain-lain. Begitu Khilafah berdiri, industri berat ini harus seketika itu juga dibangun, dan tidak boleh santai sebelum benar-benar menguasai hulu, bahkan kalau perlu hingga hilirnya. Semua potensi ekonomi harus diarahkan ke sana guna membangun industri peralatan, dengan tetap melanjutkan industri yang sudah ada, seperti industri konsumtif, meski dengan catatan tidak boleh ada penambahan, sebelum target industri berat ini tercapai. Karena seluruh industri, baik yang dimiliki oleh negara maupun individu, harus tunduk kepada politik industri negara, yaitu industri pertahanan dan keamanan.

Politik dan revolusi industri di atas tidak mungkin bisa diwujudkan oleh negara Khilafah, kecuali dengan sejumlah langkah, antara lain, negara harus membuka pusat-pusat kajian dan riset, pelatihan dan laboratorium untuk mengajarkan sains industrial enginering, baik teori maupun terapan, seperti industri eksplorasi, penambangan, pengolahan dan kimia. Semuanya ini digunakan untuk menopang industri berat serta industri pertahanan dan keamanan negara.

Perlu dicatat, bahwa industri pertahanan dan keamanan ini sudah dikembangkan pada masa awal Islam. Pada masa Nabi, pedang, tombak, panah, perisai, manjaniq (pelontar batu) dan dababah (sejenis tank yang terbuat dari kulit) adalah alutsista negara pada waktu itu. Alutsista ini sudah digunakan kaum Muslim pada zamannya. Mereka bahkan bisa memproduksinya sendiri, dengan bahan baku yang tersedia.

Pada zaman Harun ar-Ra-syid, Khalifah Abbasiyyah, sudah diciptakan jam sebagai penunjuk waktu. Ketika Charlement, Raja Eropa saat itu, mendapat hadiah darinya, kemudian jam itu berdetak lalu mengeluarkan bunyi, permaisuri Raja saat itu mengira jam tersebut dihuni banyak jin Efrit. Pada zaman Sultan Muhammad al-Fatih, Khilafah Utsmaniyyah, dia membiayai ilmuan pe-nemu alutsista untuk mengembangkan penemuannya, yang semula diajukan kepada Raja Eropa, tetapi tidak direspons. Dia pun berhasil membuat meriam raksasa yang beratnya 700 ton, dengan berat mesiu 12.000 rithl, ditarik oleh 100 kerbau dan dibantu 100 orang yang gagah perkasa. Jauh lontarannya sejauh 1 mil, dengan kedalaman 6 kaki. Suara ledakannya terdengar dari jarak 13 mil. Meriam ini telah digunakan untuk menghancurkan tembok Konstantinopel, ketika ditaklukkan oleh sang Sultan.
Ini merupakan gambaran nyata tentang bagaimana politik industri negara harus dijalankan. Politik yang didasarkan pada industri pertahanan dan keamanan (as-shinâ'ah al-harbiyyah).

Industri Pertahanan, Keamanan dan Bahan Baku
Industri pertahanan dan keamanan (as-shinâ'ah al-harbiyyah) sebagai pondasi seluruh kebijakan negara di bidang industri mengharuskan adanya industri alat berat, bahan baku dan bahan bakar. Karena itu, negara Khilafah juga harus membangun industri bahan baku, seperti baja, besi, seng, kuningan dan alumunium. Selain itu, negara Khilafah harus mandiri di bidang energi sehingga bisa memenuhi kebutuhan industrinya. Negara juga harus mempunyai industri eksplorasi, penambangan, pengelolaan dan penjernihan minyak, gas, batubara, panas bumi dan lain-lain. Termasuk industri nuklir, baik untuk persenjataan maupun energi. Semuanya ini bisa diwujudkan secara mandiri, kalau negara Khilafah memiliki industri alat berat sendiri sehingga tidak membutuhkan dan bergantung kepada negara lain, terutama negara Barat.

Karena industri-industri ini merupakan industri strategis, maka industri-industri ini—sebagaimana tabiatnya sebagai penghasil barang-barang strategis—tidak boleh dimiliki oleh pribadi, baik swasta domestik maupun asing. Meski jenis produksinya ada yang terkait dengan hajat hidup orang banyak, seperti energi, dan status industrinya merupakan industri milik umum (public industry), tetapi pengelolaannya tetap ditangani oleh negara. Karena itu, industri-industri strategis ini pada dasarnya akan ditangani oleh negara, bukan oleh individu, atau diprivatisasi untuk kepentingan individu, partai atau kelompok tertentu.

Dengan kebijakan seperti itu, produksi alat utama sistem pertahanan negara (alutsista) bisa dilakukan secara mandiri. Mulai dari pesawat tempur, kapal induk, kapal patroli, kapal selam, helikopter, tank, rudal jelajah antar benua, rudal pertahanan, radar, satelit dan lain-lain. Semuanya bisa diproduksi sendiri oleh negara Khilafah, dengan bahan baku, bahan bakar, energi hingga alat berat yang digunakan untuk memproduksinya. Namun, kebijakan ini tidak akan bisa dijalankan jika tidak ada politik industri yang integratif, yang dijalankan oleh negara. Mulai dari industri alat berat, bahan baku, bahan bakar dan energi. Mengenai pasar, bagi negara Khilafah, fokus utama produksi adalah pertahanan dan keamanan, bukan bisnis per-senjataan.

Dengan demikian, masalah pasar tidak menjadi permasalahan utama dalam produksi alutsista. Dengan kata lain, industri pertahanan dan keamanan negara tidak dibangun dengan prinsip benefit (untung rugi), tetapi didasarkan pada kebutuhan pertahanan dan keamanan negara semata. Jika untuk kebutuhan pertahanan dan keamanan negara dibutuhkan dana besar, maka berapapun kebutuhannya harus dipenuhi oleh negara (Baitul Mal), tanpa melihat apakah produksi tersebut akan memberikan keuntungan finansial atau tidak.

Ini berbeda dengan indus-tri yang lain, seperti industri otomotif, elektronik, properti, konsumtif dan lain-lain. Dalam industri ini faktor supply and demand atau market menjadi acuan dalam menentukan volume, kapasitas dan ragam barang yang diproduksi, dikonsumsi dan didistribusi. Selain itu, status kepemilikan industri seperti ini tidak harus dimiliki oleh negara, tetapi boleh juga dimiliki oleh individu.

Kesimpulan
Matinya industri pertahanan dan keamanan, yang kemudian berdampak pada lemahnya pertahanan dan keamanan negara memang tidak bisa dilepaskan dari konspirasi negara penjajah dengan para anteknya. Mulai dari penyesatan opini, seperti “high cost”, “tidak marke-table” dan sebagainya, hingga dilumpuhkannya industri alat berat, kedirgantaraan, maritim dan lain-lain. Termasuk dihancurkannya industri pertambangan, baik melalui regulasi maupun politik yang korup, hingga negeri-negeri kaum Muslim yang kaya akan tambang dan energi itu harus mengalami defisit pasokan energi.

Dengan cara yang sama, bahan baku yang melimpah akhirnya berhasil dikuras oleh negara-negara penjajah. Kasus yang terjadi pada PT Krakatau Steel dengan produksi bajanya adalah bukti praktik regulasi dan politik yang korup. Belum lagi persaingan antara AS, melalui perusahaan Korea Selatan dengan anteknya di Indonesia dan negara itu, dengan Uni Eropa guna memperebutkan industri strategis ini. Ini hanyalah contoh, bagaimana industri strategis di negeri-negeri kaum Muslim dihancurkan melalui konspirasi jahat negara-negara penjajah dan antek-antek mereka yang rakus dan korup.[mediaumat.com]
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

Dipo Alam : Boikot Media Menentang Pemerintah

Dipo Alam
Pemerintah nampaknya tidak tahan mendapatkan kritikan dari media. Pemerintah kupingnya 'tipis', sehingga kritikan yang disampaikan oleh media massa itu, membuat telinga mereka menjadi merah. Tak tahan. Kritikan dianggap akan mendestruksi pemerintahan SBY.

Menghadapi kritikan yang berlangsung di media massa itu, Sekretaris Kabinet Dipo Alam menyerukan untuk memboikot media massa yang bersikap kritis terhadap pemerintah. Dipo mengeluarkan instruksi kepada instansi pemerintah untuk tidak memasang iklan di media massa yang cenderung kritis.

"Kalau intinya media ini terus mengkritik tidak ada menit tidak ada jam saya instruksikan memang (boikot). Buat apa pasang (iklan) di sana," ujar Dipo di sela rapat kerja pemerintah di Istana Bogor, Senin (21/2/2011).

Dipo mengajak media untuk bekerja secara objektif dan menghentikan berita yang menjelekkan pemerintah. Jika itu dilakukan, pemerintah bersedia bekerja sama dan memasang iklan. "Kalau memang kita mau kerja sama, mari yang objektif. Tapi ini coba lihat, ada media TV, media koran yang tidak ada yang tidak menjelekkan pemerintah. Gambarnya juga berulang-ulang, yang kebakaranlah, ditusuklah, segala macam. Buat apa?" kata Dipo lagi.

Menurutnya dengan pemberitaan yang bersifat negatif, maka Indonesia akan selalu dikesankan buruk di mata asing. Itu akan membuat investor lari dari Indonesia. Sebab, Indonesia dinilai kacau. "Itu yang dikatakan Indonesia katanya menuju negara gagal," ujarnya sambil menyindir sebuah kutipan dari seorang tokoh agama yang berseberangan dengan pemerintah.

Dipo mengaku merasa prihatin dengan pemberitaan negatif itu karena membuat investor di dunia bisnis menjadi ketakutan, yang menurutnya menyebabkan kesengsaraan rakyat. "Makanya saya katakan boikot saja. Saya memberikan itu kepada Sekjen dan Humas. Maksud saya bukan kita alergi kritik, boleh kritik, kita senang dikritik. Tapi kalau isinya membuat orang-orang menjadi salah pengertian. that is wrong."

Dipo Alam, yang dulunya Ketua Dewan Mahasiswa UI itu, mungkin lupa, bahwa dulunya dia aktivis, yang sangat kritis terhadap pemerintah Soeharto, bahkan pernah ditahan dipenjara, akibat sikap kritisnya itu. (mh/inlh)

Menurut Dipo, kritik yang isinya negatif bukan menunjukkan kebebasan pers. Karena itu, media massa harus memperbaiki kondisi tersebut. "Saya mengatakan boikot saja. Yang tidak boikot saya perhatikan."(eramuslim.com)
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

Dituding Agen Israel, Emir Qatar Terancam Digulingkan

Emir Khalifa Al-Thani
Pemimpin negara Qatar, Emir Hamad bin Khalifa Al-Thani juga menjadi target kampanye penggulingan kekuasaan seperti yang terjadi di beberapa negara muslim lainnya. Kampanye itu disebarluaskan melalui jejaring sosial Facebook yang bertajuk "Revolusi Kebebasan, 16 Maret, Qatar".

Halaman jejaring sosial itu menyerukan rakyat Qatar untuk melakukan aksi demonstrasi besar-besaran, menuntut perubahan di Qatar. Halaman tersebut sudah menjaring dukungan dari 18.000 lebih pengguna Facebook.

Halaman itu dilengkapi foto wajah Emir Khalifa Al-Thani yang dicoret tanda silang berwarna merah, dengan latar belakang bendera Qatar disertai tulisan "Untuk Qatar, adili pengkhianat, seorang agen Israel."

Seperti kebanyakan pemimpin negara Arab, Emir Qatar yang dikenal modern, adalah pemimpin Arab yang pro-Barat. Ia juga dituding sebagai agen Israel.

Diantara tuntutan yang dipublikasi di halaman Facebook adalah tuntutan agar isteri Emir, Syaikh Mouza, tidak dilibatkan dalam urusan publik serta pemutusan hubungan dengan Israel dan AS, yang memiliki basis militer di Qatar.

Meski tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, Qatar menjalin hubungan informal dengan negara Zionis itu. Saat terjadi serangan Israel ke Jalur Gaza tahun 2009, Qatar memutus dan menutup kantor perwakilan dagang Israel di Doha, ibukota Qatar.

Foto-foto Emir Qatar bersama sejumlah pejabat pemeirntah Israel yang juga diunggah ke situs jejaring sosial itu menuai komentar pedas dan kemarahan para pengunjung halaman anti-Emir Qatar itu. Mereka mengecam Emir Khalifa Al-Thani sebagai "pengkhianat, sama dengan Mubarak."

Laporan yang dipublikasikan Dubai School of Government menyebutkan bahwa pengguna Facebook di negara-negara Arab meningkat hingga 78 persen pada tahun 2010, dari 12 juta orang menjadi lebih dari 21 juta orang.

Jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter memainkan peran yang sangat signifikan dalam gelombang aksi protes terhadap penguasa di negara-negara Afrika Utara dan Timur Tengah yang marak belakangan ini.

Lewat jejaring sosial itulah, anak-anak muda di Tunisia dan Mesir berhasil menggerakkan aksi massa yang akhirnya menumbangkan pemerintahan Ben Ali dan Husni Mubarak. Aksi protes serupa kini juga masih berlangsung di Bahrain, Yaman, Libya dan ditengarai akan merembet ke dunia Arab lainnya.

Awal bulan Februari, juga muncul halaman di Facebook yang menyerukan perubahan politik, sosial dan reformasi ekonomi di Arab saudi. Sampai hari Sabtu kemarin, halaman itu sudah menjaring 9.400 simpatisan.

Melihat gejala itu, hari Rabu kemarin, Raja Saudi mengumumkan kebijakan di bidang sosial, antar lain menaikkan gaji pegawai negeri sebesar 15 persen dan meningkatkan pinjaman untuk pembelian rumah bagi rakyat Saudi. (ln/mol)(eramuslim.com)
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

Enam Orang Tewas dalam Aksi Anti Pemerintah di Oman

Pasukan keamanan bentrok dengan demonstran anti-pemerintah di Oman utara, menewaskan enam orang dan melukai lima orang lainnya.

Enam orang tewas setelah ditembak dengan peluru karet, petugas medis setempat mengatakan tentang terjadinya bentrokan pada hari Minggu kemarin (27/2) di kota industri Sohar barat laut ibukota, Muscat.

Saksi mata mengatakan pasukan menargetkan demonstran yang sedang melakukan aksi, yang telah bergabung dengan ratusan orang anti pemerintah.

Seorang pejabat keamanan mengatakan konfrontasi terjadi sebagai tanggapan terhadap upaya para pengunjuk rasa yang mencoba menyerang kantor polisi.

Aksi Protes terjadi sehari setelah penguasa Oman Sultan Qaboos mengganti enam menteri di kabinet dan menaikkan tunjangan bagi mahasiswa dalam upaya nyatanya untuk mencegah protes lebih lanjut di dalam kesultanan Teluk Arab yang kecil ini.

Sohar, kota negara yang paling berkembang, juga menyaksikan aksi protes ratusan orang pada hari Sabtu lalu, yang mendesak pembentukan demokrasi dan perbaikan kondisi kehidupan rakyat.

Demonstrasi ini datang di tengah aksi protes pro-demokrasi yang mulai melanda Yordania, Bahrain dan Arab Saudi. (fq/prtv)(eramuslim.com)
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

Negara Barat Ternyata 'Membantu' Gaddafi Membantai Rakyatnya Sendiri

Ternyata perusahaan Eropa dan Inggris sebagai pemasok perangkat keras militer yang bernilai ratusan juta euro ke Libya, yang saat ini senjata-senjata yang mereka jual ke Libya sedang digunakan oleh angkatan bersenjata Libya untuk menumpas pemberontakan melawan rezim Kolonel Muammar Gaddafi.

Laporan kontrol terbaru Uni Eropa terkait penjualan senjata, yang dirilis pada Januari lalu, mengatakan negara-negara Eropa telah menerbitkan izin untuk penjualan senjata dan sistem senjata senilai 293.2 juta euro untuk Libya pada tahun 2009 saja.

Inggris menerbitkan izin perusahaan senjata untuk melakukan penjualan senilai 21.7 juta euro untuk senjata ringan, amunisi, ordonansi, komponen penerbangan, peralatan lapis baja dan protektif serta peralatan elektronik militer.

Malta, yang menerbitkan izin penjualan senjata senilai 67.9 juta euro, adalah pemasok senjata terbesar di Eropa ke Libya pada tahun 2009.

Penjualan senjata ke Libya oleh negara-negara barat justru senjata-senjata tersebut saat ini digunakan oleh pasukan Libya untuk menembaki para demonstran tidak bersenjata.

Penjualan senjata ke Libya adalah bagian dari kompetisi yang semakin ketat antara produsen senjata Rusia dan Eropa. Libya mulai melakukan upgrade persenjataan mereka kembali yang di mulai tahun 2004, ketika Amerika Serikat dan Uni Eropa mengangkat sanksi terhadap Libya karena dukungannya terhadap kelompok teroris.(fq/dt)
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

Mengkritik Penguasa Secara Terbuka Bolehkah?

KH. Shidiq Al Jawi
Oleh: KH. Shidiq Al Jawi

Tanya : Ustadz, bolehkah kita mengkritik penguasa secara terbuka?

Jawab :

Hukumnya jaiz (boleh) mengkritik penguasa secara terbuka, tidak haram. Dalilnya adalah kemutlakan dalil-dalil amar ma’ruf nahi mungkar kepada penguasa. (Muhammad Abdullah Al-Mas’ari, Muhasabah al-Hukkam, hal. 60; Ziyad Ghazzal, Masyru’ Qanun Wasa’il Al-I’lam fi Ad-Daulah Al-Islamiyah, hal.25).

Dalil-dalil tersebut antara lain sabda Nabi SAW, "Pemimpin para syuhada adalah Hamzah bin Abdil Muthallib dan seseorang yang berdiri di hadapan seorang imam yang zalim lalu orang itu memerintahkan yang ma’ruf kepadanya dan melarangnya dari yang munkar, lalu imam itu membunuhnya." (HR Tirmidzi dan Al-Hakim).

Juga berdasarkan sabda Nabi SAW."Seutama-utama jihad adalah menyampaikan kalimat yang haq kepada penguasa (sulthan) atau pemimpin (amiir) yang zalim." (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah). Juga berdasarkan hadits Ubadah bin Ash-Shamit RA tentang baiat kepada imam yang di dalamnya ada redaksi, "dan kami akan selalu mengucapkan kebenaran dimana pun kami berada, kami tidak takut karena Allah terhadap celaan orang yang mencela." (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad).

Mengomentari dalil-dalil tersebut, Syaikh Muhammad Abdullah Al-Mas’ari berkata bahwa nash-nash tersebut bersifat mutlak, yakni tidak membatasi cara tertentu dalam menasehati nasehat penguasa, sehingga dapat disampaikan secara rahasia atau terbuka. (Muhammad Abdullah Al-Mas’ari, ibid., hal. 60).

Selain dalil-dalil ini, kebolehan mengkritik penguasa secara terbuka juga diperkuat oleh praktik para shahabat yang sering mengkritik para khalifah secara terbuka. Diriwayatkan dari Nafi’ Maula Ibnu Umar RA, ketika menaklukkan Syam, Khalifah Umar bin Khaththab tidak membagikan tanah Syam kepada para mujahidin. Maka Bilal RA memprotes dengan berkata,"Bagilah tanah itu atau kami ambil tanah itu dengan pedang!" (HR Baihaqi, no 18764, hadits sahih). Hadits ini menunjukkan Bilal mengkritik Khalifah Umar secara terbuka di hadapan umum. (Ziyad Ghazzal, Masyru’ Qanun Wasa’il Al-I’lam fi Ad-Daulah Al-Islamiyah, hal.24)

Diriwayatkan dari ‘Ikrimah RA, Khalifah Ali bin Thalib RA telah membakar kaum zindiq. Berita ini sampai kepada Ibnu Abbas RA, maka berkatalah beliau,"Kalau aku, niscaya tidak akan membakar mereka karena Nabi SAW telah bersabda, 'Janganlah kamu menyiksa dengan siksaan Allah (api),' dan niscaya aku akan membunuh mereka karena sabda Nabi SAW,’Barangsiapa mengganti agamanya, maka bunuhlah dia." (HR Bukhari). Dalam hadits ini jelas Ibnu Abbas mengkritik Khalifah Ali bin Thalib secara terbuka. (Ziyad Ghazzal, Masyru’ Qanun Wasa’il Al-I’lam fi Ad-Daulah Al-Islamiyah, hal.25).

Berdasarkan dalil-dalil di atas, boleh hukumnya mengkritik penguasa secara terbuka di muka umum, baik di media massa seperti di internet, koran, majalah, maupun saat demonstrasi, di pasar, di kampus, dan sebagainya.

Sebagian ulama mengharamkan mengkritik pemimpin secara terbuka berdasar hadits Iyadh bin Ghanam, bahwa Nabi SAW berkata,"Barangsiapa hendak menasehati penguasa akan suatu perkara, janganlah dia menampakkan perkara itu secara terang-terangan, tapi peganglah tangan penguasa itu dan pergilah berduaan dengannya. Jika dia menerima nasehatnya, itu baik, kalau tidak, orang itu telah menunaikan kewajibannya pada penguasa itu." (HR Ahmad). Menurut Syaikh Muhammad Abdullah Al-Mas’ari, hadits ini dha’if karena sanadnya terputus (inqitha’) dan ada periwayat hadits yang lemah, yaitu Muhammad bin Ismail bin ‘Iyasy. (Muhasabah al-Hukkam, hal. 41-43). Wallahu a’lam.(sasak.net)
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

HEMPASKAN ... !!!

Segera urai onak dalam benak...

SEJENAK ...

Tidak mengapa asal tdk menggerus rasa hingga menjdi sesak...

Sungguh, nikmat Allah ta'ala itu banyak dan terserak...

Maka.. TERSENYUMLAH ....

Nikmatilah luka yg bernanah itu 

namun cepat BANGKITLAH dan segera 

cari penawarnya 

agar perih itu tak berkerak...

(mbok dhe Iwak)
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

Desir Cinta di Keheningan

terduduk dia di sudut ruang itu, trbenam dlm tangis yg membuat hati teriris.
ada yg menyayat kalbunya, ktika dia tahu, adindanya tidaklah memilihnya....

Tpi, segra trsadar dia dari sedihnya,
bahwa dia punya Dzat Yang Maha Pemilik cinta..

"cintamu tak dapat kuraih, duhai adindaku...tapi cinta-Nya Akan tetap kurengkuh.." gumamnya sambil trsenyum.

kelana berburu cinta sejatinya....

tetap dlm heningnya....

" astaghfirullah hal adzim, harusnya.. Tak kubiarkan cintaku pd rabb ku trgeser hanya karena seorang hamba yg kudamba cintanya, meski aku sadar, bhw dia yg kuharap tuk menggenapkan separuh agama..
Tpi.. Ya Allah ya Rabb.. Jika diantara orang2 yg dekat dgn ku adalah rizki ku,
maka dekatkanlah y rabb, jika tidak maka jauhkanlah...
sungguh.. Aku tak ingin menyakiti dan tak ingin disakiti..
Mudahkanlah aku tuk merengkuh ridho-MU ya rabb.. "

Dan tangisnya pun, pecah ..

desir pelan namun mengiris tabir tipis...

Allah ta'ala itu Maha Pencemburu duhai jiwa....
Jgn pernah membuat-NYA cemburu dgn menggeser cintamu pada-NYA
pada makhluk ciptaan-NYA shg kau terlupa pada-NYA...

Dan .. Paku2 tajam trtancap dalam sukma ku membangunkanku dari mimpi burukku....
(oleh mbok dhe Iwak)
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

Jihad Islam: Di mana Pesawat Tempur Gaddafi Saat Israel Serang Gaza?

Tokoh senior gerakan Jihad Islam Muhammad al-Hindi mengatakan apa yang dilakukan rezim Gaddafi terhadap rakyatnya "tak kalah sadisnya dengan kejahatan yang Israel lakukan kepada bangsa Palestina dan apa yang Amerika lakukan di Irak dan Afghanistan."

Pernyataan itu diucapkan Al-Hindi Selasa kemarin (22/2) selama demonstrasi di pusat Gaza dalam solidaritas dengan pengunjuk rasa Libya yang telah diserang dengan tindak kekerasan di tengah tuntutan untuk menurunkan rezim yang berkuasa saat ini.

Laporan menyebutkan, ratusan warga Libya tak bersenjata yang menyerukan untuk menjatuhkan rezim Gaddafi, tewas dalam serangan udara yang menggunakan senjata yang dilarang oleh dunia internasional.

Al-Hindi, yang juga anggota biro politik Jihad Islam, mengatakan bahwa penggunaan kekerasan terhadap demonstran sipil mencerminkan "kepengecutan" yang ada dalam rezim pemerintahan, sembari menyatakan: "Di mana pesawat Gaddafi saat perang dilancarkan terhadap Jalur Gaza?"

Para demonstran di Gaza mengutuk pertumpahan darah di kota Benghazi dan lainnya yang melanda Libya. Hamas juga telah mengambil sikap yang menentukan dengan mengecam keras aksi kekerasan yang dilakukan Gaddafi.

"Dia yang mengancam untuk melawan rakyatnya sendiri sampai laki-laki terakhir atau wanita berdiri adalah seorang kriminal. Gaddafi akan digulingkan seperti Ben Ali yang digulingkan di Tunisia dan Mubarak di Mesir," kata juru bicara Hamas Hammad al-Raqab berbicara pada demonstrasi yang diselenggarakan oleh kubu Islamis Universitas Islam Gaza di markas PBB yang ada di Gaza.

"Kami berharap Gaddafi akan menyerang Tel Aviv dan rakyat Israel dengan pesawat ini," tambahnya "Para penjajah Zionis pantas mendapat rudal lebih dari warga sipil tak bersalah."(fq/pic)(eramuslim.com)
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

Hizbut Tahrir dan Pemboikotan Media Massa

Di tengah-tengah kaum Muslim berlangsung berbagai insiden mengejutkan dan tiba-tiba, yang terjadinya tidak terbayangkan sebelumnya oleh kebanyakan orang. Menyaksikan berbagai insiden ini, ada sebagian orang yang bertanya-tanya, di mana Hizbut Tahrir terkait apa yang terjadi di tengah-tengah kaum Muslim ini? Bagaimana sikapnya terkait berbagai insiden ini? Mengapa media massa sama sekali tidak mempublikasikan informasi yang menunjukkan sikap dan aktivitas Hizbut Tahrir? Mengapa gerakan-gerakan yang lain tampil dalam berbagai insiden yang terjadi di tengah-tengah kaum Muslim, sementara Hizbut Tahrir tidak tampil sebagaimana gerakan-gerakan yang lain ini? Mengapa Hizbut Tahrir tidak memimpin masyarakat dengan idenya (ide Khilafah), sebagaimana gerakan-gerakan yang lain memimpin masyarakat dengan slogan-slogan kebebasan, demokrasi dan hak asasi manusia?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, ada dua hal yang harus diketahui terlebih dahulu: Pertama, realitas gerakan-gerakan Islam yang beraktivitas di tengah-tengah kaum Muslim, dan pandangan Barat terhadap gerakan-gerakan tersebut. Kedua, realitas Hizbut Tahrir dan pangdan Barat serta para penguasa yang menjadi anteknya terhadap Hizbut Tahrir.

Gerakan-gerakan Islam yang bermain di dalam dan di luar negeri-negeri kaum Muslim, tidak keluar dari salah satu empat jenis ini: Pertama, gerakan-gerakan Islam yang menyerukan demokrasi dan kebebasan, serta ikut berpartisipasi politik dalam sistem pemerintahan yang ada, dan mengambil pemikiran Islam secara umum (terbuka) sebagai landasannya, seperti gerakan (Ikhwanul Muslimin) di Mesir, Yordania dan negara-negara lain.

Kedua, gerakan-gerakan Islam yang menyerukan demokrasi, kebebasan dan hak asasi manusia, serta berusaha untuk membangun hubungan baik dengan Barat. Gerakan-gerakan Islam seperti ini tidak menemukan sesuatu yang salah dalam bekerjasama dengan lembaga, badan atau aliansi politik, dan mengambil pemikiran Islam sebagai landasannya, serta berusaha untuk mengambil alih kendali pemerintahan, seperti Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP)-setelah sebelumnya bernama Partai Refah (Kesejahteraan) yang dibubarkan pada 1998-di Turki.

Ketiga, gerakan-gerakan Islam jihadis yang menjadi pemikiran Islam sebagai landasannya. Di antara gerakan-gerakan ini ada yang menyerukan ide kebebasan, demokrasi dan hak asasi manusia; dan ada juga yang menolak ide-ide tersebut, serta mengambil ideologi pemisahan penuh dengan pemikiran Barat. Gerakan jihadis ini terbagi dalam dua kategori: (1) Gerakan jihadis yang bertujuan membebaskan negeri-negeri kaum Muslim dari kekuatan dan serangan kaum kafir penjajah, seperti gerakan jihadis yang ada di Irak, Afghanistan, Pakistan dan Palestina; (2) Gerakan jihadis yang menjadikan jihad sebagai cara meraih kekuasaan, yaitu dengan cara menghancurkan penghalang-penghalang fisik yang menghambat berdirinya pemerintahan Islam, seperti gerakan Jihad Islam di Mesir.

Keempat, partai-partai politik yang menjadikan Islam sebagai landasan berpikir dalam melakukan seluruh aktivitas politik (yakni dalam mengurusi urusan-urusan kaum Muslim), dan berusaha untuk mendapatkan kekuasaan atas dasar Islam. Kelompok ini sama sekali tidak percaya dengan pemikiran (yang bersumber dari ideologi) Barat, dan tidak menerima apapun bentuk partisipasi atau kerjasama dengan kekuatan-kekuatan di luar Islam, atau kekuatan Islam yang menjadikan Barat sebagai sekutunya. Dan kelompok seperti ini hanya ada satu di seluruh dunia, yaitu Hizbut Tahrir.

Saya tidak ingin membahas secara detail tentang realitas gerakan-gerakan ini dan aktivitasnya. Dalam hal ini, sudah ada berbagai hasil penelitian dan buku yang membahas masalah ini, baik itu menyangkut definisi gerakan, atau mereka yang menulisnya. Namun di sini kami ingin fokus pada point tertentu, yaitu sikap media terhadap gerakan-gerakan ini, khususnya Hizbut Tahrir.

Dan sebagai pengantar saya katakan bahwa media terhadap gerakan-gerakan ini memiliki dua sikap: Pertama, memuji dan terus-terus menyorotinya. Kedua, melakukan perang pemikiran dan membuat berbagai tuduhan melalui media, sementara pada saat yang sama melakukan pemboikotan media dan tidak menyorotinya.

Sementara fakta yang sesungguhnya bahwa sikap media-baik internasional maupun regional-terhadap Hizbut Tahrir adalah mencela dan membuat berbagai tuduhan, sementara pada saat yang sama tidak menyorotinya, bahkan lebih dari itu media justru melakukan pemutarbalikan fakta dan pendistorsian terkait Hizbut Tahrir.

Alasan dari semua ini adalah realitas media dan tujuannya di dalam dan di luar negeri-negeri Islam, serta realitas Hizbut Tahrir dan tujuannya. Di mana ide-ide Hizbut Tahrir berbenturan langsung dengan rezim-rezim yang ada di negeri-negeri kaum Muslim, serta berbenturan langsung dengan Barat dan ide-ide kapitalis demokratisnya!

Hizbut Tahrir, seperti yang kita tahu, senantiasa menelanjangi kebobrokan rezim-rezim yang ada di dunia Islam ini tanpa kecuali, serta menuduhnya sebagai antek dan boneka Barat dan entitas Yahudi; Hizbut Tahrir menyerukan dan berusaha untuk menggulingkannya, kemudian mendirikan negara Islam di atas puing-puing reruntuhannya. Hizbut Tahrir juga menelanjangi kebusukan pemikiran Barat, termasuk kebebasan, demokrasi dan hak asasi manusia, serta menelanjangi negara-negara yang tegak di atas pemikiran sampah ini, seperti Amerika, Prancis, Inggris, Jerman dan lainnya.

Jika kita tahu bahwa media-media, baik yang lahir di Barat maupun di negeri-negeri kaum Muslim memiliki tujuan yang sama, yaitu memoles citra pemikiran kapitalis, memperkokoh pilar-pilar negara-negara boneka Barat yang ada di dunia Islam ini, serta menyerukan agar ikut berpartisipasi bersama rezim-rezim boneka yang ada di negeri-negeri kaum Muslim, maka di sinilah kami membuat gambaran tentang kebijakan media ini dan sikapnya terhadap partai idelogis yang berlawanan arus dengan pemikiran Barat, dan berusaha menggulingkan para anteknya di negeri-negeri kaum Muslim, serta berusaha mendirikan pemerintahan Islam, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan Barat atau pemikirannya.

Oleh karena itu, saya melihat melalui pengamatan saya terhadap media dan cara media memperlakukan Hizbut Tahrir sepanjang terjadinya berbagai insiden baru-baru ini, bahwa media-media ini, baik cetak, radio maupun televisi, semuanya melakukan pemboikotan penuh terhadap Hizbut Tahrir dan semua aktivitasnya di dunia Islam. Sebaliknya, media justru melancarkan perang pemikiran yang tak kenal lelah terhadap Hizbut Tahrir melalui orang-orang yang menyebut dirinya sendiri sebagai ulama, atau melalui para politisi dan penulis yang sudah teracuni oleh budaya Barat, serta mereka yang ingin mengambil keuntungan materi dari Barat.

Hizbut Tahrir mengadakan long match (masîrah) hampir mingguan di dunia Islam, namun tidak ada satupun media yang berani menyoroti aktivitas-aktivitas ini. Hizbut Tahrir mendistribusikan jutaan nasyrah (selebaran atau bulletin) di negeri-negeri kaum Muslim, dan tidak satu pun media yang memberitakannya. Hizbut Tahrir melakukan kontak hampir setiap hari dengan para pembuat keputusan dan orang-orang berpengaruh, namun tidak ada media yang memberitakan hal ini. Para aktivis Hizbut Tahrir ditangkapi oleh pihak penguasa negara-negara di dunia Islam, puluhan atau mungkin ratusan setiap minggunya, namun tidak ada satu pun media yang memberitakannya, kecuali sangat sedikit sekali. Hizbut Tahrir telah mengadakan konferensi di tingkat internasional, di Indonesia, Sudan dan Lebanon, namun hanya beberapa media yang melaporkannya, dan itu pun sebagai berita yang berlalu begitu saja, tidak ada perhatian, apalagi fokus pada hal itu. Sementara di sisi lain, media-media ini begitu peduli terhadap konferensi pers untuk kaum homoseksual, berita dari kebun binatang, berita tentang selebritis atau berita-berita yang tidak berguna lainnya, bahkan topik mengenal sejarah Hizbut Tahrir tidak ada dipublikasikan oleh media, padahal  beberapa TV channel mempublikasikan secara berseri tentang beberapa kelompok Islam, aktivitasnya, sejarahnya dan lainnya. Bahkan lebih buruknya lagi, bahwa ada beberapa aktivitas yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir di beberapa daerah, namun oleh media diberitakan dengan nama kelompok lain, artinya media-media ini akan rela melakukan kebohongan publik jika hal itu terkait dengan Hizbut Tahrir dan aktivitasnya.

Dari sini baru saya akan menjawab pertanyaan, yaitu di mana Hizbut Tahrir terkait insiden Tunisia, Mesir dan lain-lainnya?!

Yang benar, jawaban untuk itu tidak pernah ditemukan di media dari segala jenisnya. Bahkan media secara terbuka tidak henti-hentinya memerangi Hizbut Tahrir. Namun kami katakan kepada masyarakat, dan kami sampaikan sebagai berikut:

   1. Hizbut Tahrir telah mendistribusikan jutaan nasyrah (selebaran atau bulletin) di tengah-tengah berlangsungnya insiden ini. Bahkan nasyrah-nasyrah ini telah sampai ke pusat insiden demonstrasi Tunisia, Yaman, Yordania, Mesir dan lainnya. Lebih dari itu Hizbut Tahrir terus-menerus melakukan kontak dengan masyarakat yang dilakukan secara individual dan kolektif.
   2. Hizbut Tahrir telah menyampaikan pendapatnya dan nasyrah-nasyrahnya kepada semua media yang terkemuka, namun tidak satu pun yang mempublikasikannya.
   3. Hizbut Tahrir telah melakukan kontak dengan ribuan orang di Mesir dan Tunisia melalui jaringan internet dan sarana lainnya yang memungkinkan untuk bisa diaksesnya.
   4. Hizbut Tahrir dan para aktivisnya di Tunisia telah melakukan banyak sekali aksi long match (masîrah), namun tidak ada satu pun media yang mempublikasikannya. Bahkan Hizbut Tahrir telah bekerjasama dengan masyarakat dalam pembentukan komite rakyat untuk melindungi masyarakat dan kekayaannya.
   5. Hizbut Tahrir juga telah mengadakan ratusan seminar, ceramah dan khotbah Jum’at di pusat insiden tersebut, namun sekali lagi tidak ada media yang mempublikasikannya, sekali pun hanya dalam berita berjalan.
   6. Hizbut Tahrir telah mengadakan sejumlah long match (masîrah) dan aksi massa di luar tempat-tempat insiden, di Inggris, Indonesia, Lebanon, Palestina, dan di tempat-tempat lainnya. Ini semua dilakukan untuk menunjukkan sikap Hizbut Tahrir terhadap insiden-insiden tersebut.
   7. Hizbut Tahrir telah berjuang dan berusaha keras untuk memperbaiki langkah-langkah dalam melakukan berbagai protes dan long match (masîrah) atau unjuk rasa dengan mengarahkan masyarakat agar menyempurnakan perjalanan akhir upaya pembebasan dari ketidakadilan ini, dan memberikan cara yang benar untuk mencapainya.

Ini adalah sebagian dari aktivitas nyata yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir di beberapa negeri kaum Muslim. Adapun persepsi dari beberapa orang bahwa Hizbut Tahrir tidak memiliki kemampuan untuk melakukan long march (masîrah) atau demontrasi seperti yang terjadi di Tunisia dan Mesir, maka yang benar, bahwa analog ini adalah salah, dan tidak menunjukkan pada kesadaran yang benar. Sebab aksi long march (masîrah) atau demonstrasi yang berlangsung di Mesir dan Tunisia adalah gerakan massa, dan tidak spesifik dengan arahan tertentu. Aksi itu merupakan gerakan penentangan terhadap ketidakadilan dan pembebasan dari penindasan. Sedangkan para aktivis Hizbut Tahrir adalah seperti orang-orang yang lain dalam hal penolakan terhadap ketidakadilan. Bahkan masyarakat melakukan itu karena terpengaruh apa yang dikatakan oleh Hizbut Tahrir sebelumnya, di mana Hizbut Tahrir menyebut rezim-rezim ini sebagai antek yang senantiasa berkonspirasi, serta begirtu tergantung dengan Barat, dan sebagainya.

Bahkan ada sebagian yang berusaha menjadi kutu loncat untuk memimpin gerakan spontan ini dengan dukungan dan arahan dari media; dan ada pula yang ingin mengarahkan dengan cara lain, namun saya tidak ingin menjelaskan secara detail di sini.

Akan tetapi saya katakan bahwa long match (masîrah) atau demontrasi ini saja, tanpa dukungan dari para pemilik kekuatan dan pengaruh, tidak akan mencapai tujuan yang diinginkan, sekalipun berhasih mengubah wajah presiden dan rezim. Dan mungkin yang akan menuai buah dari aktivitas massa ini adalah justru orang-orang yang sama sekali tidak memiliki hubungan dengan insiden-insiden tersebut, seperti dalam revolusi pembebasan yang terjadi di awal abad yang lalu!

Hizbut Tahrir mampu melakukan long match (masîrah) atau demontrasi dengan ratusan ribu massa di beberapa negeri kaum Muslim. Namun ini bukan metode yang ditempuh oleh Hizbut Tahrir. Sebab cara-cara seperti ini target dan tujuannya sangat terbuka, sehingga memungkinkan untuk dimanfaatkan, sekalipun massa yang melakukan sangat ikhlas dan spontanitas.

Namun Hizbut Tahrir dalam melakukan aksi long match (masîrah) atau demontrasi selalui dikaitkan dengan tujuannya, tidak boleh tunduk atau diarahkan oleh orang tertentu, seperti di Indonesia ketika melakukan aksi long match (masîrah) sejuta massa di jalanan Jakarta yang menyerukan pembentukan pemerintahan Islam; aksi long match (masîrah) yang diadakan di Sudan yang menyerukan untuk memerangi ide pemisahan Selatan; aksi long match (masîrah) yang dilakukan di Palestina untuk melawan likuidasi masalah Palestina; juga aksi long match (masîrah) yang dilakukan di Lebanon; aksi long match (masîrah) yang dilakukan di beberapa kota di Pakistan; dan aksi long match (masîrah) yang dilakukan di Bangladesh untuk melawan kebijakan Amerika Serikat, dan kerjasama para penguasa dengan Amerika dalam memerangi kaum Muslim.

Sebelum saya mengakhiri tulisan ini, saya katakan bahwa tujuan Hizbut Tahrir melakukan aksi long match (masîrah) atau aksi-aksi yang lainnya, bukan untuk meraih kekuasaan, karena cara ini tidak akan bisa meraih kekuasaan, sekalipun berhasil mengubah presiden melalui kekuatan pihak lain. Namun tujuan Hizbut Tahrir melakukan aksi long match (masîrah) ini adalah untuk menyampaikan pemikiran atau memerangi pemikiran; atau mensosialisaikan dakwah dan Hizbut Tahrir di wilayah tertentu. Adapun metode Hizbut Tahrir sudah jelas dan semua orang tahu, yaitu thalabun nushrah (mencari dukungan) dengan cara yang terprogram dan cermat melalui pusat-pusat kekuasaan, setelah mereka yakin sepenuhnya dengan pemikiran dan tujuan Hizbut Tahrir. Dan terkait metode ini, dalam Hizbut Tahrir sudah ada orang-orang yang ditugasinya, mereka masuk dalam “jihâz thalabun nushrah” di mana orang-orangnya tidak dikenalkan pada masyarakat, serta sangat rahasia dalam melakukan aktivitasnya.

Terakhir saya katakan bahwa ide Hizbut Tahrir untuk mendirikan negara Islam di dunia Islam telah menjadi sesuatu yang diyakini oleh sebagian besar kaum Muslim, dan telah menjadi tujuan bagi kaum Muslim. Sungguh ini merupakan karunia yang sangat besar dari Allah. Dan Hizbut Tahrir adalah yang pertama dalam bidang ini. Hanya saja masyarakat belum memiliki kesadaran secara rinci terkait hal ini, serta cara untuk meraihnya, sementara yang ada masih berupa kesadaran umum. Dan saya yakin bahwa hal ini tidak mungkin terjadi begitu saja di tengah-tengah kaum Muslim kecuali melalui pembinaan secara intensif dalam halqah-halqah dan kajian-kajian umum yang terus-menerus dilakukan. Dalam hal ini, betapapun Hizbut Tahrir mengerahkan semua kemampuannya sebelum berdirinya negara, maka kesadaran secara rinci tidak akan pernah sempurna pada kelompok umat kecuali setelah berdirinya negara Islam, hal itu akibat dari perang dan penyesatan yang terencana di negeri-negeri kaum Muslim.

Kami memohon kepada Allah SWT semoga mempercepat berdirinya negara Islam, yang akan menghapus semua racun-racun pemikiran ini, dan menempatkan semuanya pada tempatnya yang benar (Hamad Thabib). Sumber: pal-tahrir.info, 22/2/2011.
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

Alhamdulillah... Januari 2011, Masjid Sunda Kelapa Islamkan 61 Orang

JAKARTA — Memasuki tahun 2011, jumlah mualaf yang memutuskan memeluk Islam di Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) mencapai 61 orang. Bila ditotal dari tahun sebelumnya, maka jumlah mualaf yang tercatat Departemen Pembinaan Mualaf dan Layanan Konsultasi MASK mencapai 16061 orang.

“Alhamdulillah, selama Januari dan Februari total 61 orang yang memutuskan memeluk Islam,” papar Anwar Sujana, Kepala Bagian Pembinaan Mualaf dan Layanan Konsultasi MASK kepada Republika.co.id, Ahad (27/2).

Anwar menuturkan dari 61 orang yang memutuskan memeluk Islam, 20 persennya adalah para ekspatriat yang berasal dari berbagai negara. Umumnya, selain alasan pernikahan, mereka memutuskan memeluk Islam lantaran sering bersentuhan langsung dengan Islam entah melalui lingkungan atau buku bacaan.

“Sejauh ini memang banyak ekspatriat yang memutuskan mengucapkan dua kalimat syahadat di masjid ini. Bahkan ada pula yang berniat sebelum memutuskan masuk Islam banyak menggali informasi tentang Islam di sini,” kata dia.

Anwar juga mengatakan faktor pembinaan dan konsultasi yang secara instensif dilakukan MASK menjadi poin tersendiri bagi calon pemeluk Islam. Biasanya, kata dia, informasi yang ada memang berawal dari mulut ke mulut.

Karena itu, pihak masjid dalam melakukan pembinaan dan konsultasi berupaya fleksibel. Mereka yang masih non Muslim juga diperkenankan untuk datang dan mengikuti kegiatan di Masjid. Menurut dia, cara itu justru membuat pola pembinaan lebih meluas.

Ke depan masjid, imbuhnya, akan terus mengembangkan dakwah dan pembinaan melalui keberadaan paguyuban Mualaf MASK yang sudah didirikan tahun lalu. Dia mengatakan melalui paguyuban inilah, diharapkan para mualaf mampu mengembangkan diri tentu dengan bimbingan pengelola MASK. Cara itu dianggap lebih efektif sehingga alur pembinaan dan pengembangan dakwah akan berlangsung secara berkesinambungan.

Pengurus Paguyuban Mualaf MASK, Steven Indra menuturkan Indonesia sudah menjadi semacam rujukan bagi seseorang yang hendak memutuskan memeluk Islam. Itu terbukti ketika pihaknya diminta sebuah lembaga di Malaysia untuk menjabarkan pola pembinaan dan pengembangan mualaf.

Meski demikian, ia mengaku masih memiliki banyak pekerjaan rumah terkait pembinaan mualaf yang harus diselesaikan. Pasalnya, data yang dihimpun Paguyuban Mualaf MASK, dari 16.000 mualaf, 5.000 diantaranya kembali pada agama lamanya.

Sebab itu pembinaan dan pengembangan mualaf secara jangka panjang mutlak harus dilakukan. “Kami tidak menyalahkan mereka yang kembali ke agama semula. Ini menjadi pekerjaan rumah Umat Islam bahwa tugasnya tidak hanya mengislamkan saja melainkan perlu untuk dilakukan tindak lanjut baik melalui pengajian, pendidikan dan advokasi. Semua itu, tentu membutuhkan kerjasama yang kompak dan istiqomah dikalangan umat Islam," ujarnya.(republika.co.id)
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

Demokratisasi atau Revitalisasi? (Tanggapan untuk Ahmad Syafii Maarif)

Oleh: Muhammad Ismail Yusanto (Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia)

Tulisan Ahmad Syafii Maarif (ASM), Revolusi Tahrir dan Demokrasi di rubrik Resonansi (Republika, 22/02), menarik untuk dikaji sekaligus dikritisi. Apa yang terjadi di Timur Tengah saat ini merupakan hal yang natural. Pemerintah diktator yang bertindak represif dan gagal menyejahterakan rakyatnya, sekuat apa pun akan tumbang. Dalam kondisi seperti ini, yang penting bagi rakyat adalah turunnya penguasa diktator. Artinya, bisa jadi rakyat tidak begitu peduli apakah itu demokrasi atau tidak!

Justru, di sinilah titik rawan dari pergolakan di Timur Tengah. Perubahan tanpa visi yang jelas tentang sistem masa depan, bisa dibajak oleh siapa saja, termasuk rezim lama yang berganti wajah menjadi pendukung rakyat dan terkesan reformis. Di Mesir, kecenderungan seperti ini yang tampaknya kini terjadi. Dewan tertinggi Angkatan Bersenjata, yang sekarang memegang kekuasaan transisi, diisi oleh perwira tinggi atau mantan perwira loyalis Mubarak yang pro-Amerika dan Israel, seperti Umar Suleiman dan Tantawi.

Termasuk, rawan dibajak kepentingan asing. Perubahan sebatas rezim menjadi cara untuk revitalisasi dominasi negara besar dengan mengangkat rezim baru yang tetap dalam kontrol mereka. Amerika yang selama 30 tahun mendukung rezim Mubarak yang diktator, berubah arah seakan-akan menjadi pembela rakyat Mesir. Padahal, pada awal masa pergolakan, Amerika masih memuji Mubarak, bahkan Joe Biden, wapres AS, menyatakan Mubarak bukanlah diktator.

Karena itu, Hizbut Tahrir dalam seruannya mengingatkan masyarakat Mesir dan Timur Tengah bahwa seharusnya yang dituntut bukanlah sebatas perubahan rezim, melainkan juga sistem. Dalam hal ini, sistem demokrasi sekuler bukanlah pilihan satu-satunya. Terdapat persoalan perbedaan ‘value’ dari segi sumber kedaulatan hukum yang tertinggi antara Islam dan demokrasi. Di samping itu, demokrasi sering kali digunakan menjadi alat politik yang efektif mempertahankan kepentingan rezim lama yang berganti wajah dan negara-negara imperialis.

Adapun tentang jaminan hak-hak warga, kebolehan berpendapat, pemilihan oleh rakyat, transparansi, persamaan di depan hukum, bukanlah monopoli sistem demokrasi seperti yang diklaim ASM.

Islam menegaskan bahwa kedaulatan, dalam pengertian sumber hukum, ada di tangan hukum syariah (as-siyadah lil syar’i). Namun, kekuasaan ada di tangan rakyat (as-sulthan lil ummah), dalam pengertian rakyat atau wakilnyalah yang berhak memilih khalifah (nizhamul hukmi fi al Islam, Syekh Taqiyuddin an-Nabhani). Khalifah bukanlah sistem warisan seperti monarki. Hal itu tecermin dari pemilihan Khalifah Abu Bakar RA yang dibaiat oleh ahlul halli wal aqdi, yang merupakan representasi masyarakat Islam.

Mengkoreksi khalifah atau kepala negara, bukan saja sah dalam Islam, bahkan wajib. Hal ini karena Khalifah bukanlah sumber kedaulatan hukum seperti dalam sistem monarki. Khalifah adalah manusia biasa yang mungkin saja keliru. Dalam hadisnya Rasulullah SAW menyebut afdhalul jihad (sebaik-baik jihad) dan sayyidusy syuhada adalah siapa pun yang mengoreksi pemimpin yang zalim kemudian dia terbunuh.

Ketaatan kepada khalifah juga bukanlah mutlak, tapi ada batasnya. Rasulullah menyatakan, “Tiada ketaatan kepada makhluk dalam kemaksiatan kepada Allah SWT.” Karena itu, dalam sistem khilafah, keberadaan individu, partai, atau kelompok yang berfungsi untuk melakukan muhasabah (koreksi) kepada penguasa dijamin oleh negara.

Tentu saja, sepanjang sejarah khilafah tidak semuanya lurus. Khalifah adalah manusia yang juga bisa menyimpang dari Islam. Namun, penyimpangan perilaku khalifah dari hukum syariah, bukan karena kesalahan sistem khilafahnya. Karena itu, kalau ada khalifah yang terbunuh, yang salah bukan sistem khilafahnya, tapi tindakan pembunuhan itulah yang menyimpang dari hukum syariah.

Dalam sejarah sistem demokrasi Amerika Serikat, empat presidennya (Abraham Lincoln, James Abram Garfield, William McKinley, dan John F Kennedy) semuanya tewas terbunuh. Sejarah demokrasi AS juga mengalami perang saudara.Total korban tewas di pihak utara (Union) 360 ribu orang, yang terluka 275.200 orang. Di pihak konfederasi total korban tewas 260 ribu orang dan lebih dari 137 ribu orang terluka. Namun, pengusung demokrasi tidak pernah menyalahkan sistem demokrasi karena adanya pembunuhan terhadap presidennya atau perang saudara tersebut.

Mengangkat sebagian sejarah khilafah yang gelap, tetapi menutup-nutupi sejarah panjang kejayaan khilafah adalah cara pandang yang tidak objektif dan juga ahistoris. Apalagi, bila menyatakan sistem khilafah membelenggu pemikiran umat tanpa disertai bukti-bukti. Bukankah justru dalam sistem khilafah banyak bermunculan para ulama dan cendekiawan Muslim terkemuka dengan karyanya yang gemilang? Seperti Imam Syafii, al-Khawarizmi, Ibnu Sina, dan banyak lagi lainnya.

Perpustakaan Khalifah al-Hakim di Kairo menyediakan 1,6 juta volume buku. Mengenai hal ini, Bloom and Blair menyatakan, “Rata-rata tingkat kemampuan literasi (kemampuan melek huruf, membaca, dan menulis) dunia Islam di abad pertengahan lebih tinggi daripada Byzantium dan Eropa. Karya tulis ditemukan di setiap tempat dalam peradaban ini.” (Islam: A Thousand Years of Faith and Power).

Keemasan khilafah ditulis secara jujur oleh sejarawan dunia seperti Will Durant dalam Story of Civilization. “Para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya dan meratakan kesejahteraan selama berabad-abad dalam luasan wilayah yang belum pernah tercatatkan lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka.” Pertanyaannya, bagaimana mungkin karya-karya cemerlang ini lahir dari sistem khilafah yang dituduhkan oleh ASM sebagai sistem yang membelenggu pemikiran?

Termasuk, terlampau tergesa-gesa menyimpulkan sistem diktator negeri-negeri Arab saat itu merupakan warisan Dinasti Umayyah. Mengingat rezim diktator itulah yang selama ini justru paling gencar memberangus aktivis Islam yang ingin menegakkan khilafah dan syariah Islam. Di samping ada yang mengadopsi monarki absolut, rezim diktator di Arab justru merupakan negara-negara sekuler, menganut sistem republik, demokrasi atau sosialisme seperti Mesir, Tunisia, dan Libya. Bagaimana sistem ini dikatakan mewarisi sistem khilafah?

Terakhir, kalau jujur, kita seharusnya juga tidak menutup-nutupi fakta bahwa negara Barat yang mengklaim paling demokratislah yang selama ini mendukung rezim-rezim brutal di Timur Tengah. Sesuatu yang membuat kita semakin meragukan benarkah sistem demokrasi akan membawa keadilan? Jadi, siapa sebenarnya yang tidak objektif?(hizbut-tahrir.or.id)
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

Dalam Buku Barunya, Wilders Bilang Islam Bukan Agama, Tapi Ideologi

Anggota parlemen Belanda yang juga dikenal sebagai seorang populis anti-Islam, Geert Wilders sedang menulis sebuah buku tentang sejarah Islam. Dalam buku yang menurut rencana bakal diterbitkan pertengahan tahun ini, ia berpendapat islam bukanlah agama tetapi ideologi belaka.

Buku, yang semula akan diterbitkan pada semester pertama tahun 2011, kemungkinan baru akan diterbitkan pada semester kedua tahun ini, kata Wilders  kepada situs berita NU.nl.

Inisiatif untuk buku itu, Wilders mengatakan, berasal dari Amerika Serikat. Buku ini akan terbit dalam bahas Inggris, baru kemudian  diikuti dengan terjemahan bahasa Belanda.

Wilders juga mengungkapkan, proyek pembuatan buku ini adalah kelanjutan dari film  pendek anti-Islam berjudul Fitna yang pernah menghebohkan dunia itu. Ia mengaku belum bisa mengatakan kapan buku itu akan selesai.

Mengenai kerusuhan di dunia Arab, klaim politisi kanan-jauh ini, akan terus terjadi. “Maghribi dan Timur Tengah tak akan berubah menjadi negara demokratis kecuali  orang-orangnya  berpaling dari Islam,” katanya.

Ke depan, katanya, akan terus muncul pemimpin-pemimpin yang lebih buruk dari Hosni Mubarak dan ben Ali bahkan Moammar Gaddafi di negara-negara mayoritas Muslim. (republika.co.id, 27/2/2011)
.........Lihat Selengkapnya

gravatar

Rezim Tajikistan Terus Perkosa Hak Kaum Muslim dan Larang Anak Mereka Dirikan Shalat di Masjid

Rezim di Tajikistan pada tangal 18/2/2011 mengumumkan tentang larangan bagi anak yang belum berumur 18 tahun untuk melakukan ritual ibadah di masjid dan di gereja.

Sebelumnya, rezim Tajikistan telah mengumumkan pada tahun yang lalu tentang larangan mengenakan jilbab bagi perempuan dan memelihara jenggot bagi laki-laki, menutup sebagian masjid, dan juga membongkar sebagian masjid yang lain dengan dalih tidak memiliki izin, di samping menutup sejumlah sekolah yang mengajarkan Islam dengan alasan yang sama.

Perlu diketahui bahwa yang memimpin rezim ini adalah Imam Ali Rahmanov. Ia termasuk di antara boneka Rusia, dan di antara mantan komunis yang masih memberikan loyalitasnya kepada Rusia agar tetap berkuasa.

Meskipun ia berbalik dari komunis ke sekuler, namun sama sekali tidak berubah permusuhannya terhadap Islam, seperti para tuannya, orang Rusia yang juga beralih dari komunis ke sekuler, yang menerapkan sekulerisme, namun mereka tetap memusuhi Islam.

Dan semua tahu bahwa jumlah orang Kristen di Tajikistan sangat sedikit, sehingga keberadaan larangan ini jelas ditujukan kepada kaum Muslim sebagai kaum yang mayoritas di negeri tersebut.

Ketika terdapat larangan yang tidak mengizinkan anak berumur di bawah 18 tahun untuk melakukan ritualitas keagamaan di gereja, maka larangan itu disebutkan hanya untuk menutupi target yang sebenarnya, yaitu kaum Muslim, sebagai warga mayoritas pemilik negeri ini.

Sementara orang-orang Kristen ortodoks yang memiliki kewarganegaraan Rusia adalah orang-orang yang sebelumnya ditanam oleh Rusia di Tajikistan untuk menjadikan mereka sebagai kantong internal di dalam negeri agar tetap berhubungan dengannya. Oleh karena itu, undang-undang tidak diberlakukan kepada mereka, melainkan hanya formalitasnya saja. Apalagi mereka adalah orang-orang yang mendukung rezim Imam Ali Rahmanov.

Namun demikian, menurut berbagai berita bahwa kaum Muslim justru semakin bertambah keterikatan mereka terhadap agama dan hukum-hukumnya, serta jumlah kaum perempuan yang taat mengenakan busana muslimah telah meningkat sekalipun ada larangan.

Hal inilah yang memaksa pemimpin rezim Tajikistan hingga menyerukan kepada para mahasiswi Universitas Nasional Tajikistan beberapa waktu yang lalu dengan mengatakan: “Saya prihatin bahwa para wanita muda telah meninggalkan pakaian nasional mereka, dan kemudian beralih memakai tutup kepala (hijab) agama.”

Ia mengatakan dalam pidatonya memalui televisi: “Di jalan-jalan ibukota dan jalan-jalan utama, saya melihat semakin bertambahnya para wanita muda dan kaum perempuan yang mengenakan pakaian agama, yang dengan itu justru mereka telah meniru tradisi cara berpakaian negara-negara lain.”

Ia menambahkan: “Seharusnya mereka bangga dan berterima kasih kepada peradaban dan budaya yang dimiliki oleh negara ini. Sehingga apabila ada di antara kalian yang lebih memilih cara berpakaian di sebagian negara-negara lain, maka saya akan mendeportasinya ke sana.”

Padahal semua tahu bahwa orang-orang Tajikistan merasa terhormat dengan masuk Islam sejak abad pertama Hijriyah sampai pendudukan Rusia memerintahnya dengan brutal pada awal abad kedua puluh Masehi setelah kaum Muslim melakukan perlawanan selama puluhan tahun. Dan kaum Muslim-selama itu-sangat taat terhadap syariah Islam, termasuk terhadap ketentuan pakaiannya. Sementara apa yang dinamakan dengan pakaian nasional, tidak lain adalah pakain modern yang sama sekali tidak hubungan dengan kaum Muslim Tajikistan.

Nyanyian Rahmanov ini sama seperti nyanyian Ben Ali di Tunisia, yang telah digulingkan oleh rakyat. Ia pernah mengatakan tentang pakaian Islam bahwa itu adalah pakaian asing bagi warga Tunisia, dan sebaliknya pakaian Barat adalah pakaian nasional.

Berbagai laporan mengatakan bahwa para aktivis Islam, yakni para pengemban dakwah Islam jumlahnya terus meningkat dan banyak melakukan aktivitas di tengah-tengah masyarakat, serta menentang kezaliman rezim, di antaranya adalah Hizbut Tahrir, yang berusaha untuk menegakkan kembali Khilafah. Dalam hal ini, sejumlah orang yang bergabung dengan Hizbut Tahrir telah diadili dan divonis dengan hukuman yang keji, mereka disiksa, dan menjalani hukuman penjara dalam waktu yang lama.

Pada bulan yang lalu, 8 anggota Hizbut Tahrir ini diadili dan dijatuhi hukuman penjara yang masanya berkisar antara 6 tahun sampai 18 tahun. Padahal semua tahu bahwa Hizbut Tahrir ini tidak menggunakan aktivitas fisik (kekerasan) dalam berdakwah.

Meskipun kejahatan dan kezaliman rezim Rahmanov begitu besar dan telanjang terhadap warganegara kaum Muslim, namun rezim-rezim di dunia Islam, utamanya Iran dan rezim Al Saud (Arab Saudi) senantiasa diam terhadap semua itu, bahkan melakukan berbagai hubungan persahabatan dengan rezim yang zalim ini (kantor berita HT, 27/2/2011).
.........Lihat Selengkapnya

Photobucket

catatan-catatan

Video Streaming HTI

Kitab-kitab Gratis

Photobucket